Pexels.com/Andrea Piacquadio
Tim dari Universitas Chapman menemukan satu kemungkinan alasan mengapa terdapat kesenjangan orgasme. Orang dengan vagina dari semua orientasi seksual dilaporkan lebih mungkin untuk mencapai klimaks, jika pengalaman mereka termasuk dengan seks oral dan stimulasi manual.
Selama hubungan seksual, penis cukup terangsang sepanjang waktu (meskipun tidak semua pemilik penis orgasme dari hubungan seksual). "Organ homolog adalah klitoris bukan vagina, dan rangsangan klitoris selama hubungan seksual bisa terlalu menyebar untuk menciptakan orgasme," kata Carol.
“Ditambah lagi, hubungan seksual sering berlangsung terlalu singkat untuk mencapai orgasme, dan banyak orang dengan vagina mendapatkan pendidikan seks yang buruk, sehingga mereka bahkan tidak tahu persis mengapa mereka tidak merasakan orgasme,” tambahnya.
Bahkan, sebuah laporan tahun 2014 dalam jurnal Clinical Anatomy menjelaskan, orgasme hanya bisa dicapai jika klitoris dirangsang di beberapa titik selama kontak seksual. Karena, organ eksternal ini memiliki ribuan ujung saraf yang sensitif dan mampu menghasilkan sensasi gairah dan klimaks yang intens.
"Klitoris bukan sekedar organ eksternal," lanjut Carol. "Sebagian besar adalah internal - yang mungkin membantu menjelaskan orgasme vagina, tetapi juga tidak menjamin seseorang bisa merasakannya," tambahnya.
Ia pun kemudian menjelaskan, bahwa secara umum perlu ada gairah yang besar untuk mencapai klimaks, yang nggak selalu mungkin terjadi dengan hubungan seks jangka pendek, dan tanpa adanya foreplay yang tepat.
Dengan mengingat hal itu, mereka yang kesulitan mencapai kenikmatan maksimal mungkin perlu meningkatkan foreplay, memberikan lebih banyak rangsangan pada klitoris selama hubungan seksual, atau mencoba posisi seks baru untuk mencapai orgasme dengan lebih mudah.
Kesimpulannya, walaupun terdapat perbedaan anatomi tubuh antara laki-laki dan perempuan, namun keduanya tetap merasakan kenikmatan yang sama ketika mencapai orgasme. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu ya, Bela!