10 Film Dewasa Asia tentang BDSM, Unik dan Menarik!

Film berjudul Wife to Be Sacrificed adalah film dewasa tentang BDSM yang berasal dari Jepang, dan pertama kali tayang pada tahun 1974. Dibintangi Naomi Tani dan disutradarai Masaru Konuma, film ini menjadi salah satu bagian dari seri roman dewasa yang diproduksi oleh studio Nikkatsu pada era itu.

Dalam film ini, dikisahkan kehidupan seorang perempuan yang secara tak sengaja harus menanggung ritual ekstrem, yakni saat mantan suaminya kabur dari penjara lalu menculiknya. Sang perempuan kemudian harus memuaskan fantasi dan keinginan seksual dari mantan suaminya tersebut

Masih dari Jepang, film dewasa Asia tentang BDSM selanjutnya adalah In the Realm of the Senses. Film ini merupakan kolaborasi antara Jepang dengan Perancis untuk mewarnai industri perfilman Asia dengan film dewasa yang menggairahkan.

Akibatnya, film ini sempat mendapatkan banyak kontroversi terutama di awal masa perilisannya. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya adegan serta aktivitas seksual eksplisit yang disajikan dalam film ini.

Disutradarai Nagisa Oshima, film ini berkisah tentang Sada Abe, seorang perempuan yang berselingkuh dengan tuannya, kemudian menjalani hubungan seksual obsesif bahkan merusak dan mempengaruhi kehidupannya.

Di tahun 1984, Jepang kembali memproduksi film dewasa tentang BDSM, yakni karya dari Ikuo Sekimoto dan diperankan Miki Takakura serta Kazuyuki Senba. Film tersebut berjudul Rope Torture dan berkisah tentang seorang suami yang berusaha mendisiplinkan istrinya, sebab sang istri memiliki ikatan emosinal dengan laki-laki yang lebih muda. Menariknya, cara mendisiplinkannya adalah dengan cara yang sadis serta sensual agar sang istri menjadi penurut.

Selanjutnya, ada film dewasa Asia bertema BDSM yang mengusung genre drama, berjudul Nun in Rope Hell. Film ini merupakan karya dari seorang sutradara ternama Jepang, Katsuhiko Fujii.

Dalam film ini, diceritakan kisah mengenai seorang perempuan yang ingin bertaubat dan pergi ke biara. Namun di sana, ia justru menemukan fakta bahwa sang pemimpin dan para biarawati lainnya berencana untuk terlibat dalam sejumlah 'perbudakan' dan 'pendisiplinan' seksual yang menegangkan.

Tokyo Decadence merupakan film dewasa dari Jepang yang mengangkat tema BDSM lewat kisah seorang mahasiswi lugu bernama Ai (Miho Nikaido). Diceritakan, Ai terpaksa menjadi pekerja seks karena tuntutan keadaan. Selama bekerja, Ai mengalami berbagai penyiksaan saat melayani pelanggannya. Tak berhenti sampai di situ, Ai juga harus menerima fakta saat laki-laki yang dicintainya justru menikah dengan perempuan lain.

Film berjudul Spanking Love adalah film dewasa dari Jepang yang disutradarai oleh Shoji Tanaka. Dalam film ini, diceritakan kisah tentang Ryo Masuda, seorang sutradara film dewasa. Suatu hari, Ryo meminta seorang perempuan yang ia temui di jalan untuk membintangi filmnya.

Perempuan yang bernama Yumi Sakata tersebut pun menerima tawaran tersebut karena iseng belaka. Apalagi, tokoh Yumi dalam film ini diceritakan sebagai 'dominan'. Dari situ, perjalanan keduanya berfantasi dan berpetualang dengan seks BDSM pun dimulai.

Pada tahun 1996, Jepang merilis sebuah film dewasa bertema BDSM dan mengusung genre thriller erotis, berjudul The Bondage Master. Film ini merupakan karya Hitoshi Hoshino (Jin Hoshino).

Jalan cerita yang disajikan oleh film ini pun cukup unik, yakni tentang seorang fotografer bondage Jepang yang menyelamatkan seorang perempuan dari mafia. Berkat pertemuan itu, sang fotografer pun turut membantu perempuan tersebut untuk menemukan saudaranya yang hilang.

Perjalanan tersebut menjadi gerbang pembuka bagi keduanya ke dalam pengalaman baru yang sensual dan menantang.

Selanjutnya, ada film dewasa bertema BDSM yang berasal dari Korea Selatan berjudul Lies. Film ini mengusung genre drama erotis serta merupakan adaptasi dari novel berjudul Tell Me a Lie karya Jang Jung Il.

Sesuai novelnya yang menggambarkan hubungan seksual sadomasochistic antara pematung berusia 38 tahun dengan siswa SMA berusia 18 tahun, film ini juga berisi adegan seksual yang berani seperti telanjang frontal, seks asli, hingga coprophilia.

Menariknya, film Lies disajikan dalam gaya semi-cinéma verité, yakni menampilkan wawancara dengan penulis dan pemain di antara adegan-adegannya. Meski begitu, film ini menerima cukup banyak kritik akibat konten sensual yang ditampilkan.

Flower and Snake 2 merupakan lanjutan dari film berjudul Flower and Snake yang tayang setahun sebelumnya. Dalam film keduanya ini, tema BDSM ditampilkan dengan lebih berani dan kuat, yakni lewat kehidupan Toyama, yang mengirim istrinya, Shizuko ke Paris.

Keberangkatan Shizuko ke Paris awalnya untuk mengevaluasi karya seni dari Ikegami yang disponsorinya, namun perjalanan ini juga menjadi awal ketertarikan Ikegami kepada sado-masokisme.

Akhirnya, Shizuko pun menjadi objek perbudakan Ikegami serta muse-nya. Pertemuan Shizuko dengan Ikegami tersebut pun membawanya ke dunia gelap tentang BDSM.

Terakhir, ada film berjudul Love and Leashes yang tayang pada tahun 2022. Film ini merupakan film dewasa bertema BDSM dari Korea Selatan yang diperankan oleh Seohyun SNSD dan Lee Jun-young, serta bergenre romantis-komedi.

Cerita yang disajikan dalam film ini cukup unik dan segar, yakni tentang pertemuan dua rekan sekantor, kemudian keduanya terlibat dalam hubungan BDSM di mana sang perempuanlah yang menjadi ‘dominan’.

Itulah dia beberapa rekomendasi film dewasa Asia tentang BDSM yang menarik untuk ditonton.