Pantat termasuk salah satu bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan seksual karena terdapat banyak ujung saraf di area itu. Karena itu, aktivitas seksual selalu melibatkan bagian anal, baik sekadar memberikan rangsangan atau sampai penetrasi, seperti rimming. Namun, rimming memiliki risiko yang dapat membahayakan kesehatan yang melakukannya.
Mengutip dari Lehmiller, rimming dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit menular seksual, seperti herpes dan HPV. Keduanya merupakan penyakit menular seksual yang dapat menyebar melalui kontak kulit. Rimming juga berpotensi meningkatkan risiko terkena penyakit menular seks lainnya seperti klamidia dan gonorrhea.
Selain itu, aktivitas seks yang melibatkan kontak mulut dengan anal ini juga meningkatkan risiko penyakit lainnya termasuk: penyakit bakteri seperti shigellosis (disentri basiler); penyakit sistemik virus meliputi hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, polio; parasit termasuk parasit usus, inflamasi dan infeksi, gastroenteritis, limfogranuloma, dan lainnya.
Jika memberikan rangsangan oral pada area genital setelah melakukan rimming, aktivitas itu akan berpotensi menyebarkan bakteri E. coli ke saluran kencing sehingga dapat menyebabkan infeksi saluran kencing.
Saat ini, para ahli meyakini jika rimming nggak dapat menyebarkan HIV/AIDS. Namun, ada risiko terjadinya kanker tenggorokan akibat melakukan rimming, terutama jika melakukannya dengan banyak orang alias bergonta-ganti pasangan.