pexel.com/nimblevideoproductions
Pada abad pertengahan, orang-orang mulai mengenakan cincin emas dengan permata berharga, seperti batu rubi dan zamrud, untuk menandakan status hubungan mereka. Orang Eropa Abad Pertengahan menggunakan batu rubi untuk melambangkan gairah, safir untuk melambangkan langit, dan berlian untuk melambangkan kekuatan yang teguh.
Cincinnya pun menjadi lebih rumit, dengan beberapa di antaranya menampilkan simbol-simbol religius atau desain yang rumit. Pada abad ke-15 hingga 17, populer cincin pernikahan Gimmel yang terdiri dari tali-tali yang saling mengunci yang melambangkan penyatuan dua orang.
Cincin nikah dengan berlian pertama kali tercatat berasal dari akhir tahun 1300-an atau awal tahun 1400-an. Kala itu, cincin tersebut ditinggalkan oleh seorang janda Inggris dalam surat wasiatnya. Masih di sekitar tahun yang sama, ditemukan pula sebuah puisi tentang pernikahan dua sosialita Italia pada tahun 1475 yang berbunyi: "Dua keinginan, dua hati, dua gairah disatukan dalam satu pernikahan oleh sebuah berlian". Puisi tersebut menandakan kalau kala itu pernikahan telah mengenakan cincin berlian.
Di sisi lain menurut catatan, cincin pertunangan dengan berlian pertama yang terkenal ada pada tahun 1477. Saat itu, Archduke Maximillian dari Austria menggunakannya untuk melamar calon istrinya, Mary dari Burgundy. Cincin tersebut konon terbuat dari berlian pipih kecil yang membentuk inisial Mary, M, yang terkenal sebagai calon duchess paling menarik saat itu.
Baru di era Victoria pada pertengahan abad ke-20, cincin pernikahan berlian menjadi populer untuk dimiliki dan dikenakan. Ini sehubungan dengan kecintaan Ratu Victoria pada berlian.