Sesampai di rumah pengantin laki-laki, mereka disambut tabuhan talo balak irama girang-girang dan tembakan meriam, serta orangtua dan keluarga dekat mempelai laki-laki, sementara itu, seorang ibu akan menaburkan beras kunyit campur uang logam.
Berikutnya pengantin perempuan mencelupkan kedua kaki ke dalam pasu, yakni wadah dari tanah liat beralas talam kuningan, berisi air dan anak pisang batu, kembang titew, daun sosor bebek dan kembang tujuh rupa, pelambang keselamatan, dingin hati dan berhasil dalam rumah tangga. Lalu dibimbing oleh mertua perempuan, pengantin perempuan bersama pengantin laki-laki naik ke rumah, didudukan di atas kasur usut yang digelar di depan appai pareppu atau kebik temen, yaitu kamar tidur utama. Kedua mempelai duduk bersila dengan posisi lutut kiri mempelai laki-laki menindih lutut mempelai perempuan. Maknanya agar kelak mempelai perempuan patuh pada suaminya.
Selanjutnya siger mempelai perempuan diganti dengan kanduk tiling atau manduaro (selendang dililit di kepala),dan dimulailah serangkaian prosesi:
- Ibu mempelai laki-laki menyuapi kedua mempelai , dilanjutkan nenek serta tante.
- Lalu ibu mempelai perempuan menyuapi kedua mempelai, diikuti sesepuh lain.
- Kedua mempelai makan sirih dan bertukar sepah antara mereka.
- Istri kepala adat memberi gelar kepada kedua mempelai, menekan telunjuk tangan kiri diatas dahi kedua mempelai secara bergantian, sambil berkata : sai(1), wow (2), tigou(3), pak(4), limau(5), nem(6), pitew(7), adekmu untuk mempelai laki-laki Ratu Bangsawan, untuk mempelai perempuan adekmu Ratu Rujungan.
- Netang sabik yaitu mempelai laki-laki membuka rantai yang dipakai mempelai perempuan sambil berkata : “Nyak natangken bunga mudik, setitik luh mu temban jadi cahyo begito bagiku”, lalu dipasangkan di leher adik perempuannya, dengan maksud agar segera mendapat jodoh.
- Kedua mempelai menaburkan kacang goreng dan permen gula-gula kepada gadis-gadis yang hadir, agar mereka segera mendapat jodoh.
- Seluruh anak kecil yang hadir diperintahkan merebut ayam panggang dan lauk-pauk lain sisa kedua mempelai, dengan makna agar segera mendapat keturunan.
Prosesi pernikahan di Indonesia merupakan upacara yang dianggap sangat sakral dan diselenggarakan secara meriah. Seperti prosesi pernikahan adat Lampung yang masih dipegang teguh oleh masyarakatnya.