Seiring dengan keterbukaan pola komunikasi di dunia maya yang merambah hingga ke keluarga-keluarga muda, gaya pengasuhan orangtua terhadap anak pun terkena imbasnya. Kini, pola komunikasi anak dan orangtua sudah begitu terbuka. Tidak ada lagi jarak yang membuat anak segan mengutarakan pendapat dan keinginannya, karena orangtua sekarang dengan sadar membuka ruang dialog yang lebar.
Dalam hal pola asuh, orangtua milenial memilih bersikap luwes dalam menerapkan aturan dan mengimbangi perilaku anaknya. Tidak ada lagi pola asuh yang kaku dan tidak mengenal kompromi. Ditambah lagi, orangtua millenial memiliki banyak akses terhadap informasi cara pengasuhan, serta memiliki keterbukaan untuk saling bertanya pada teman atau kerabat mengenai pengasuhan anak.
Tapi sikap luwes orangtua sebagai teman bagi si anak tidak boleh mengabaikan aspek challenge dan structure. Hampir semua orangtua masa kini ingin anaknya tumbuh dengan penuh kegembiraan dan kebebasan mengeluarkan pendapat serta pikiran. Namun, dalam hal ini manakala diperlukan, orangtua harus juga bisa berperan sebagai penentu dalam keluarga.
Tidak semua kemauan anak harus diikuti hanya karena orangtua ingin mempertahankan perannya sebagai teman. Mengapa? Tanpa ketentuan dan tantangan dari orangtua, si anak kemungkinan tumbuh tanpa aturan, egois, manja, dan tidak terbiasa menghadapi rintangan. Jika dibiarkan, hasilnya tentu saja tidak baik.
Nggak jarang, perbedaan cara kita mengasuh anak dengan kakek-neneknya si kecil memicu perbedaan pendapat, lho. Berikut lima perbedaan pola asuh orangtua zaman dulu dan zaman milenial yang telah Popbela rangkum.
