Berdasarkan primbon Jawa, kepercayaan dan tradisi lokal sering menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan serta memengaruhi berbagai keputusan sehari-hari.
Salah satu kepercayaan yang cukup dikenal adalah pantangan pernikahan antara anak pertama dan anak ketiga. Dalam masyarakat Jawa, aturan ini dianggap sebagai bagian dari kearifan yang diwariskan oleh para leluhur.
Menurut keyakinan mereka, ada beberapa alasan utama yang melatarbelakangi larangan tersebut, dan diyakini dapat memengaruhi keharmonisan serta keberlangsungan sebuah pernikahan.
Lantas, seperti apa mitos pernikahan anak pertama dan ketiga dalam kepercayaan masyarakat Jawa? Yuk, simak ulasannya.
