Unsplash.com/Irina Iriser
Salah satu mitos yang paling populer di suku Sunda ialah larangan menikah dengan seseorang yang berasal dari suku Jawa. Ternyata, mitos ini berkembang dari sebuah sejarah memilukan di masa lalu, yakni kejadian Perang Bubat pada tahun 1357 Masehi yang melibatkan Kerajaan Sunda dan Kerajaan Majapahit.
Peristiwa ini bermula dari keinginan Raja Majapahit, yakni Hayam Wuruk yang hendak meminang putri dari Raja Prabu Linggabuana yang berasal dari Kerajaan Sunda bernama Dyah Pitaloka Citraresmi. Terhormat akan keinginan sang Raja Majapahit, Prabu Linggabuana beserta rombongan Kerajaan Sunda dan sang putri tercinta pun pergi ke Kerajaan Majapahit.
Sebelumnya, dikatakan bahwa Kerajaan Majapahit akan menyambut mereka di persinggahan Bubat di Jawa Timur. Akan tetapi, sesampainya rombongan Kerajaan Sunda di sana, mereka tidak mendapati penyambutan tersebut.
Nyatanya, sang mahapatih Kerajaan Majapahit, Gajah Mada menentang acara penyambutan, karena dianggap merendahkan martabat Kerajaan Majapahit. Ia pun lantas meminta Kerajaan Sunda untuk takluk di bawah Kerajaan Majapahit, karena Kerajaan Sunda adalah satu-satunya kerajaan di Nusantara yang belum mereka taklukkan.
Hal ini memicu kemarahan Kerajaan Sunda, hingga peristiwa pertumpahan darah pun tak terelakkan. Pertemuan di antara Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka Citraresmi pun pupus, sebab seluruh rombongan Kerajaan Sunda tewas.
Ironisnya, Hayam Wuruk mengetahui hal ini setelah perang Bubat terjadi. Rasa duka mendalam pun menyelimuti sang Raja Majapahit, sebab pernikahan di antara dirinya dan sang pujaan hati tak akan pernah terlaksana.
Hayam Wuruk lantas mengirimkan permohonan maafnya kepada Kerajaan Sunda, kendati tidak mendapatkan respon yang baik. Akhirnya, Kerajaan Majapahit pun mengalami keruntuhan kejayaan.