Bagi sebagian pasangan, memiliki anak adalah momen paling membahagiakan dalam hidup mereka. Namun, bagi sebagian lainnya menganggap mempunyai anak adalah sumber konflik jika kamu dan pasangan belum siap untuk bertanggung jawab.
Misal, salah satu di antara kalian berpikir jika mandiri secara finansial terlebih dahulu akan membuat kondisi lebih baik, sebelum memutuskan memiliki anak. Sementara yang lain, merasa jika sudah waktunya untuk membentuk keluarga kecil karena takut usia yang semakin tua.
Maka, di sinilah konflik itu harus didiskusikan. Termasuk, mendiskusikan cara mendidik anak sejak awal, agar tidak terjadi konflik perbedaan gaya asuh.
Itulah kelima jenis-jenis konflik dalam hubungan berumah tangga. Konflik tidak akan menjadi sesuatu yang menyeramkan apabila kamu dan pasangan bisa mengatasinya dengan berkomunikasi, saling memahami dan memaafkan, juga sama-sama berusaha untuk berubah menjadi baik.
Setiap konflik yang berhasil diselesaikan dengan tuntas, akan menambah kedekatanmu bersama pasangan. Jadi, jangan lagi menghindari konflik, ya!