Akhir-akhir ini putra Dee Lestari menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama di X. Ia baru saja memenangkan kontes "Performative Male Contest" di Taman Langsat, Jakarta pada Sabtu (2-8-2025). Performative male sendiri merupakan istilah yang sedang populer di kalangan gen Z.
Ini merujuk pada laki-laki yang bertindak, berperilaku, atau menunjukkan minat tertentu—seperti menyukai matcha, membaca, memakai totebag, menggunakan earphone kabel, memiliki digicam, serta berkacamata—demi menarik perhatian atau mendapat persetujuan dari orang lain, khususnya perempuan.
Keenan dinilai sangat performative dengan menenteng buku Breasts and Eggs karya Meiko Kawakami. Namun, sorotan tersebut bergeser menjadi kontroversi usai cuitan lamanya yang bernada rasis tersebar luas di media sosial. Beberapa tangkapan layar cuitan tersebut tersebar, ada juga unggahan-unggahan yang ia retweet, yang menunjukkan kata-kata bernada rasis, khususnya terhadap orang kulit hitam.
Salah satu cuitan yang paling disorot adalah pada Juni lalu, di mana Keenan menulis bahwa gerakan Black Lives Matter adalah penipuan. Selain itu, ia juga terlihat me-retweet beberapa cuitan yang menunjukkan dirinya suka mengucapkan kata-kata bernada rasis kepada orang kulit hitam.
“Black Lives Matter adalah dan selalu sebuah penipuan. Uangnya masuk ke rekening pendirinya untuk beli rumah,” kata @keenahrah dalam bahasa Inggris.
Imbas dari cuitan tersebut, banyak netizen yang kecewa, merasa miris dan mengkritiknya. Kompetisi yang ia menangkan itu seharusnya hanya menjadi cosplay untuk menyindir para laki-laki performatif. Namun ternyata, pemenang kompetisi ini justru dinilai sangat sesuai dengan sindiran tersebut karena sikap aslinya yang kontradiktif.
Itulah beberapa fakta keluarga Dee Lestari yang besar di keluarga seni dan anaknya sedang jadi perbincangan.