Salma dan Aby adalah pasangan suami istri baru. Perjalanan cinta keduanya boleh dikatakan cukup unik. Pasalnya, Salma dan Aby nggak pernah akur selama mereka saling mengenal. Keduanya merupakan teman satu perkuliahan, namun Salma nggak menganggap Aby temannya.
Aby dan Salma dinobatkan sebagai mahasiswa dengan nilai tertinggi di angkatannya. Namun, karena Salma memiliki sifat yang ambisius, nggak heran kalau dia merasa nggak suka jika Aby 'menyalipnya.' Kalau kata teman-teman mereka, mata Salma bak memunculkan api ketika melihat Aby. Rasanya, sulit sekali untuk menghentikan 'perang' di antara keduanya.
Tapi lambat laun, hati Salma pun mulai melunak pada Aby. Hal ini dimulai ketika Aby membantu Salma mengerjakan salah satu tugasnya kembali karena laptopnya mendadak mati total. Bayangkan, Aby yang sudah membereskan tugasnya susah payah, rela begadang hingga subuh hanya demi membantu Salma mengerjakan tugasnya yang harus dikumpulkan pagi itu.
Sebenarnya, Salma hanya memberi tahu sahabatnya, Gadis, bahwa ia nggak bisa menyalakan laptopnya, padahal ada tugas penting di dalamnya yang harus segera dikumpulkan. Namun, Gadis nggak sengaja membocorkan hal tersebut pada Aby. Ia berkata bahwa Salma sedang menangis nggak karu-karuan karena harus mengerjakan tugasnya ulang. Belum lagi dosen mata kuliah satu ini cukup killer. Sekali nggak mengerjakan tugas, maka jangan harap bisa mendapatkan nilai B apalagi A. Tentu saja Salma nggak mau sampai hal itu terjadi.
Entah mengapa setelah mendengar hal itu, Aby merasa perlu membantu Salma. Ia mulai menghubungi Salma, meski awalnya Salma nggak mengangkat panggilan telepon Aby berkali-kali. Hingga akhirnya Salma menjawab telepon Aby seraya menangis keras.
"Gue udah kalah, puas lo!" ucap Salma sembari menangis sesegukan.
"Sini, gue bantu tugas lo," respons Aby singkat.
Awalnya Salma nggak menghiraukan respons Aby sama sekali, hingga akhirnya Aby memberanikan diri datang ke rumah Salma dan membantunya. Di saat itu, sikap Aby begitu menenangkan Salma. Aby nggak berusaha memberi nasihat pada Salma atas laptopnya yang mendadak mati.
Sebaliknya, Aby menyemangati Salma. "Tenang, Ma, ada aku di sini. Kita kerjain sama-sama, ya?"
Ucapan Aby 4 tahun lalu itulah yang akhirnya membuka mata Salma bahwa selama ini ia menilai Aby dengan sangat dangkal. Aby tidak pernah berusaha untuk menyaingi Salma, tapi dia sendirilah yang menganggap Aby kompetitor terbesarnya. Laki-laki itu juga kerap memperhatikan Salma dan merasa bahwa Salma hanya memiliki luka hingga perempuan itu tampak begitu kesal pada Aby.
Well, sampai akhirnya di sinilah keduanya berada, di atas pelaminan yang berhias bunga. Menyalami satu per satu tamu yang hadir seraya memberi doa terbaik demi kelangsungan bahtera rumah tangga mereka. Wajah Salma begitu bersinar, pantas Aby sangat sulit memalingkan wajahnya dari perempuan yang baru saja sah menjadi istrinya.
Setelah berjam-jam berdiri, akhirnya Salma dan Aby bisa berbaring nyaman untuk beristirahat. Ketika berada di tempat tidur, Salma membolak-balikkan badannya beberapa kali. Aby yang berada di sebelahnya mengamati dan kemudian berkata, "Kenapa, Ma?"
"Rasanya aneh tau, By. Dulu kan aku kesel banget sama kamu, sekarang malah ada di sini, berdua pula..." jawab Salma.
"Namanya juga jodoh, ya mau gimana lagi, kan?" respons Aby seraya menghadapkan badannya ke arah Salma.
"Jadi... kita mau gimana?" tanya perempuan itu.
"Yaaa, nggak gimana-gimana. Tidur ayo, yang lain juga ayo."
"Huss! Apaan deh!"
Mengetahui Salma yang tampak salting, Aby kemudian memberi saran, “Ayo tidur sekarang, kalau mata aku masih terbuka sampai larut malam, aku bakalan punya lingkaran hitam,” canda Aby sambil berbalik ke sisi lain.
Salma lalu berbicara pelan kepada Aby, "Hmm... By... Gimana ya ngomongnya..."
Aby terlihat paham maksud Salma, ia pun kembali berujar bahwa mereka perlu tidur karena waktu sudah semakin larut. Namun, Salma tampak tak bergeming, ia kemudian meraih bahu Aby dari belakang. Gerakan Salma ini membuat Aby tersenyum menang. Namun nggak lama setelahnya, semua harapan Aby langsung pupus.
"Aku belum biasa kalau tidur berdua sama kamu By, kamu pindah di sofa, mau, ya?"
Senyuman Aby langsung sirna, wajahnya tiba-tiba mengkerut. Ia pun menuruti kemauan Salma dan membawa bantalnya seraya berjalan lunglai ke arah sofa.
"Ya udah, mau gimana lagi?" gumam Aby dalam hati.