Meski bisa terjadi, tetapi konsekuensi lavender marriage bisa sangat besar. Konsekuensi dari lavender marriage di antaranya sebagai berikut.
1. Tekanan emosional
Konsekuensi pertama, pasangan yang menjalin lavender marriage akan menghadapi kebingungan antara kepribadiannya di muka publik dan diri mereka sendiri. Hal itu akan menyebabkan tekanan emosional yang berujung pada depresi, kecemasan, dan krisis identitas.
2. Tantangan hubungan
Selain itu, tantangan hubungan karena tidak adanya ikatan romantis juga bisa muncul. Ketidakpuasan mungkin akan terjadi sehingga konflik berkelanjutan pun muncul karena kurangnya keintiman.
3. Isolasi sosial
Dalam lavender marriage, mereka yang ada di dalamnya mungkin mendapati bahwa mereka terjebak di antara dua dunia dan tidak sepenuhnya cocok dengan keduanya. Keterasingan karena menyembunyikan jati diri pun sebenarnya bisa memperburuk perasaan isolasi.
4. Situasi hukum yang rumit
Jika meluas ke ranah hukum, lavender marriage yang tidak berhasil bisa lebih kompleks daripada pasangan yang bercerai biasa. Sebab, mereka juga akan menghadapi isu pembagian aset, tunjangan, dan banyak lagi lainnya.
5. Hilangnya reputasi
Terakhir, terungkapnya lavender marriage bisa memicu perubahan drastis cara pandang orang terhadap mereka secara sosial maupun profesional.
Dari ulasan di atas, bisa disimpulkan kalau lavender marriage adalah pernikahan yang dilakukan untuk menyembunyikan orientasi seksual berkaitkan dengan LGBTQ+.
Meski sementara bisa melindungi individu dari masalah sosial, tetapi pernikahan ini juga menimbulkan banyak konsekuensi lainnya.