Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
Ilustrasi keluarga harmonis melakukan co-parenting
pexels.com/Migs Reyes

Intinya sih...

  • Acha Septriasa menunggah tagar co-parenting di Instagram pribadinya.

  • Unggahan tagar ini menarik perhatian publik tentang rumah tangganya dan co-parenting.

  • Co-parenting memiliki banyak manfaat baik untuk anak maupun orang tua.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Co-parenting menjadi perbincangan warganet selepas artis Acha Spetriasa menungguah tagar tersebut di akun Instagramnya. Lewat unggahan tersebut, diketahui artis satu ini telah bercerai dengan suaminya, Vicky Kharisma.

Tagar #coparenting yang diunggah Acha pun langsung mencuri perhatian publik. Banyak yang berspekulasi tentang kondisi rumah tangga mereka, namun tak sedikit pula yang justru penasaran dengan istilah tersebut.

Daripada kamu bertanya-tanya mengenai gaya pengasuhan anak ini,  Yuk, kenali lebih dalam tentang apa itu co-parenting. Baca sampai akhir, ya!

1. Apa Itu co-parenting?

pexels.com/William Fortunato

Secara sederhana, co-parenting adalah bentuk kerja sama antara dua orang tua dalam menjalankan tanggung jawab mengasuh anak. Menurut para ahli, co-parenting bukan hanya soal pembagian tugas, tapi juga tentang bagaimana kedua pihak berkolaborasi demi tumbuh kembang anak yang optimal.

Nah, mengenal apa itu co-parenting menjadi sangat penting terutama bagi orang tua yang telah bercerai. Melalui cara mengasuh ini, mantan suami dan istri tetap membentuk lingkungan yang stabil bagi anak. Dengan begitu, anak tidak menjadi korban konflik, melainkan disayangi oleh kedua belah pihak.

2. Manfaat co-parenting bagi anak dan orang tua

freepik.com/freepik

Berkolaborasi antara ayah dan ibu untuk melakukan co-parenting tentu saja bisa memberikan banyak manfaat, baik untuk anak maupun orang tua. Pola asuh ini dapat menjadi pondasi penting bagi pertumbuhan emosional anak. Anak juga belajar bahwa hubungan yang sehat dibangun atas dasar komunikasi dan kerja sama, bukan konflik.

Tidak hanya itu, co-parenting juga membawa manfaat bagi ayah dan ibu, lho. Hubungan antar orang tua yang didasari rasa hormat dan komunikasi terbuka cenderung lebih stabil, bahkan setelah perpisahan. Hal ini membantu mengurangi drama dan konflik yang sering kali melelahkan secara emosional.

3. Tantangan dalam co-parenting

pexels.com/Timur Weber

Dalam praktiknya, co-parenting tidak selalu berjalan mulus. Apalagi apabila komunikasi antara kedua orang tua tidak lancar. Ketika hubungan orang tua tidak lagi harmonis, menyampaikan informasi soal anak bisa menjadi rumit dan memicu kesalahpahaman.

Selain itu, perbedaan gaya pengasuhan juga bisa menimbulkan kebingungan bagi anak. Misalnya, satu orang tua bersikap lebih longgar sementara yang lain ketat. Kalau kamu sedang menghadapi ini, penting untuk tetap fokus pada kebutuhan anak dan mencari jalan tengah.

4. Kunci sukses co-parenting

pexels.com/Dominique Edwards

Walaupun penuh tantangan, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk memastikan kolaborasi ini berjalan lancar. Menurut Feinberg, ada empat aspek penting sebagai kunci sukses co-parenting, yakni childrearing agreement, division of labor, support-undermining, serta joint family management

Hal tersebut berarti orang tua perlu sepakat soal pola asuh, berbagi tugas secara adil, saling mendukung, dan mengelola urusan keluarga bersama secara kompak. Dengan keempat poin tersebut, orang tua niscaya dapat menciptakan lingkungan yang stabil dan suportif bagi anak.

5. Co-parenting vs parallel parenting

pexels.com/Tiger Lily

Kalau kamu sudah cukup mengetahui apa itu co-parenting dan mengira ini adalah satu-satunya gaya pengasuhan, maka itu salah besar. Ada juga pendekatan lain yang disebut parallel parenting. 

Kalau co-parenting lebih menekankan kerjasama dan interaksi langsung yang seimbang, parallel parenting justru membatasi komunikasi seminimal mungkin. Pendekatan ini dipilih saat hubungan orang tua belum kondusif. Namun, keduanya tetap ingin mengasuh anak secara bertanggung jawab.

6. Bantuan profesional dalam co-parenting

pexels.com/Askar Abayev

Menjalankan co-parenting memanglah hal yang cukup menantang dan berisiko gagal. Namun, tidak perlu takut karena dalam situasi seperti ini, kamu selalu bisa meminta pendampingan dari para profesional. 

Anggota keluarga, mediator, atau psikolog anak bisa kamu libatkan. Mereka berperan sebagai pihak netral yang bisa membantu orang tua mengelola konflik, berkomunikasi, dan menyusun strategi pengasuhan yang konsisten. Dengan demikian, proses pengasuhan akan tetap berjalan optimal.

Setelah membaca artikel ini sampai akhir, kini kamu sudah makin paham kan tentang apa itu co-parenting? Semoga ulasan di atas menjawab pertanyaanmu, ya!

FAQ seputar apa itu co-parenting

  1. Apa itu co-parenting?
    Co-parenting adalah pengasuhan anak bersama oleh kedua orang tua meski sudah berpisah.

  2. Mengapa co-parenting penting?
    Co-parenting menjaga anak tetap merasa dicintai dan stabil secara emosional.

  3. Apa syarat co-parenting berhasil?
    Dibutuhkan komunikasi baik, saling menghormati, dan fokus pada kepentingan anak.

Editorial Team