Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

7 Fase Terberat Pernikahan dalam Kehidupan Rumah Tangga 

Inilah yang bisa mendewasakan pernikahan.

Raizza Monik Setiawanti

Kehidupan rumah tangga itu tidak pernah mudah untuk dijalani. Baik itu pasangan dengan usia pernikahan muda atau lama, semua akan menghadapi konflik dan perbedaan di setiap fasenya.

Tentunya, diperlukan kerja sama yang baik agar bahtera rumah tangga bisa berjalan lurus dan tetap kokoh sampai akhir pernikahan. Pasangan suami istri harus bisa saling menguatkan jika sedang berada di fase-fase yang berat dalam pernikahan. Apa sajakah fase itu?

Melansir dari berbagai sumber, Popbela sudah merangkum 7 fase terberat pernikahan dalam kehidupan rumah tangga. Disimak, yuk!

1. Fase awal pernikahan: tahap realisasi

Freepik.com/yanalya

Fase terberat pernikahan dalam kehidupan rumah tangga yang pertama justru terjadi di awal-awal pernikahan. Di mana saat tahap realisasi, sekitar 6-12 bulan hidup bersama, kamu dan pasangan menyadari bahwa gairah jatuh cinta menghilang.

Apa yang kalian lihat saat masih pacaran, tidak sepenuhnya sama dengan apa yang dijalani saat menikah. Bahkan, terkadang bisa muncul kebiasaan pasangan di luar ekspektasi kamu selama ini.

Ketika ini terjadi, apalagi hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan itu banyak, maka bisa timbul anggapan dan pemikiran bahwa pernikahan tersebut akan sulit dan berat ke depannya. Padahal, yang harus kalian lakukan hanya beradaptasi, Bela. 

2. Merasa rindu dengan kebiasaan lama saat masih lajang

Pexels.com/Keira Burton

Fase ini juga biasanya juga terjadi di awal-awal pernikahan. Fase terberat dalam kehidupan rumah tangga ini tejadi ketika kamu dan pasangan baru merasakan adanya konflik, hingga membuat perasaan rindu dengan kebiasaan lama bisa timbul, lho.

Terlebih kalau ternyata pasanganmu setelah menikah menjadi lebih sering mengatur. Kamu semakin merasa tidak memiliki kebebasan dan waktu untuk diri sendiri. 

Rutinitas drama sehari-hari, bisa membuat kamu rindu menjalani kebiasaan seru dengan teman-teman atau sekadar menikmati hobi sendiri. Lantas, apakah kamu ingin melepaskan diri? 

Tentu tidak seperti itu solusinya, Bela. Selain beradaptasi dengan rutinitas baru, kamu juga perlu membuka komunikasi dengan pasangan tentang pentingnya memiliki waktu sendiri alias me-time, baik itu untuk kamu maupun pasangan.

3. Timbul rasa tidak puas dengan pasangan

freepik.com/wavebreakmedia

Fase terberat dalam kehidupan rumah tangga berikutnya adalah adanya konflik dan rasa tak puas terhadap pasangan.

Konflik dalam kehidupan rumah tangga memang bukan satu hal yang bisa dihindari. Namun, apabila kamu dan pasangan tidak menemukan jalan tengah, ini bisa berbahaya, lho.

Ketika terjadi perdebatan, alangkah baiknya ada salah satu yang mencoba mengalah dan lebih bijak. Sayangnya, sering kali ego dan harga diri seseorang hilang ketika dihadapkan dengan sebuah amarah. 

Tidak semua orang bisa menerima sebuah kritikan. Apalagi jika disampaikan dengan kata-kata berkonotasi negatif yang semakin memperkeruh suasana, seperti misal “kamu yang selalu” atau “kamu tidak pernah”. 

Meskipun bertujuan untuk menyadarkan pasangan, jika cara penyampaiannya tidak sesuai justru bisa menimbulkan perasaan tidak puas dan sakit hati.

4. Muncul ketertarikan dengan orang lain

freepik.com/ romankosolapov

Perasaan itu adalah satu hal yang tidak bisa diprediksi dan dikendalikan, sekalipun itu oleh diri sendiri. Meski sudah menikah, rasa tertarik dengan orang lain itu bisa muncul, lho, dan inilah salah satu fase terberat pernikahan dalam kehidupan rumah tangga.

Memang, rasa tertarik itu tidak selalu mengarah pada yang namanya perselingkuhan. Namun, jika rasa itu dibiarkan menetap, bukan tidak mungkin kalau ke depannya akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Apalagi kalau ternyata rumah tangga yang kalian jalani tidak semulus itu dan timbul rasa jenuh. Godaan bisa semakin besar, Bela!

5. Menghadapi konflik terkait finansial

Pexels.com/Mikhail Nilov

Fase terberat selanjutnya dalam kehidupan rumah tangga adalah ketika kalian berhadapan dengan konflik finansial. Hal ini lantaran masalah keuangan itu adalah masalah yang sensitif. Ketika sedikit saja terjadi perbedaan pandangan mengenai cara mengatur keuangan, konfliknya bisa melebar dan menjadi lebih besar.

Belum lagi jika sewaktu-waktu kalian berada dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil dan menurun. Kondisi ini tentu bisa berpengaruh pada gaya hidup dan kebutuhan rumah tangga lainnya, sehingga membuat pernikahan terasa semakin berat.

6. Keinginan seks mulai memudar

Pexels.com/Ron Lach

Fase terberat pernikahan dalam rumah tangga tidak hanya terjadi pada situasi biasa sehari-hari, tetapi juga kehidupan di atas ranjang. Ketika keinginan seks sudah terasa memudar, ini adalah ujian rumah tangga yang harus segera dicari jalan keluarnya.

Perlu diingat bahwa kehidupan seks dalam rumah tangga bukan sekadar pemanis, tetapi juga sebagai alat yang bisa mempererat keharmonisan dan keintiman pasangan suami istri. Maka ketika keinginan untuk melakukannya perlahan memudar, pernikahan bisa semakin terasa hambar.

7. Merasa ketidakadilan dalam rumah tangga

freepik.com/our-team

Fase berat yang terakhir adalah ketika kamu atau pasangan saling merasa tidak adanya keadilan dalam rumah tangga yang dijalani. Kalian merasa bahwa tidak ada keseimbangan antara peran istri dan suami.

Mungkin kamu merasa terlalu banyak mengambil peran istri, mulai dari mengurus rumah, menjaga dan mendidik anak, memasak, membereskan rumah, semua itu kamu lakukan sendiri. Sedangkan suami hanya mencari nafkah.

Padahal, peran dalam kehidupan rumah tangga itu bisa saling dibagi, karena pernikahan itu adalah tentang suami dan istri, bukan hanya salah satunya.

Nah, Bela, itulah tadi fase terberat pernikahan dalam kehidupan rumah tangga. Kamu dan pasangan pasti akan atau mungkin sudah melaluinya. Semoga fase-fase tersebut bisa menjadi pelajaran dan membuat rumah tangga kalian semakin kuat, ya!

IDN Media Channels

Latest from Married