Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

5 Alasan Mengapa Agama Melarang Perceraian, Memutus yang Dipersatukan

Tuhan amat membencinya

Natasha Cecilia Anandita

Akhir-akhir ini perceraian banyak terjadi. Baik orang biasa maupun kalangan artis, banyak yang memilih untuk bercerai dengan pasangannya karena masalah pribadi masing-masing. Perceraian menjadi solusi yang semakin didukung, apalagi melihat bahwa hubungan pernikahan sudah menjadi tidak sehat. 

Namun, setiap agama berpandangan bahwa perceraian adalah suatu yang tak baik. Dalam agama Kristen, Tuhan sendiri mengatakan sangat membenci perceraian dan melarang hal itu terjadi. Lantas, mengapa agama melarang perceraian? Merangkum dari berbagai sumber, berikut 5 alasan mengapa agama melarang perceraian. 

1. Tuhan membenci perceraian

pexels.com/cottonbro

Alasan pertama mengapa Kristen melarang perceraian adalah hal tersebut dibenci oleh Tuhan. Sejak mulanya, Tuhan tak pernah menginginkan dan mengizinkan perceraian di antara umatnya. 

"Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel—juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!" (Maleakhi 5:16)

2. Hanya maut yang boleh memisahkan

pexels.com

Pasangan yang menikah mereka telah menjadi satu. Mereka menyebutkan janji di hadapan Alla untuk sehidup semati dan Tuhan telah memberkati keduanya, sehingga mereka disatukan oleh Allah. 

Apa yang ditelah disatukan Tuhan, tidak boleh diceraikan oleh manusia. Bercerai sama saja melawan Dia dan menyakiti hati-Nya. Hal tentang ini pun tertulis dalam injil Matius. 

"Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (Matius 19:6)

3. Pernikahan adalah hal yang kudus

pexels.com/carsten-vollrath

Dalam agama Kristen, pernikahan adalah hal yang kudus dan merupakan ide serta karya Tuhan. Pernikahan juga bertujuan untuk kemuliaan Allah, yaitu melakukan misi Allah di bumi, termasuk menjadi teladan dan kesaksian bagi banyak orang.

Pernikahan juga suatu bentuk mewujudkan persatuan. Pernikahan melambangkan Kristus dan Gereja-Nya yang selalu dipersatukan dalam kasih. Oleh sebab itu, perceraian sangat tidak diindahkan dan dilarang. 

"Kepada orang-orang yang telah kawin aku—tidak, bukan aku, tetapi Tuhan—perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya." (1 Korintus 7:10)

Jika kamu menikah dengan orang di luar Kristen, pasanganmu akan dikuduskan bersama denganmu melalui pernikahan tersebut. Kamu yang Kristen diminta tidak boleh menceraikan pasanganmu itu. Namun, jika ia yang meminta cerai dan kamu sudah mengusahakan pernikahan kalian tapi tidak berhasil, itu tidak akan mengikatmu. 

"Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.

Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia.

Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu.

Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus.

Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera." (1 Korintus 7:11-15)

4. Perceraian bisa menjadi perzinahan

pexels.com/timur-weber

Karena perceraian tidak diperbolehkan, maka mereka yang bercerai lalu menikah lagi, sama saja melakukan dosa perzinahan. Hal tersebut tertuang dalam beberapa ayat di Alkitab. Kembali lagi, karena mereka telah dipersatukan dan diberkati Tuhan, kecuali, jika pasangannya sudah tiada. 

"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah." (Matius 5:32)

"Setiap orang yang menceraikan istrinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah." (Lukas 16:18)

"Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi istri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi istri laki-laki lain." (Roma 7:3)

5. Diperbolehkan pisah sementara untuk bertobat

pexels.com/alex-green

Jika ada permasalahan dalam rumah tangga, bahkan terkait perzinahan dan kekerasan pun, diharapkan tidak bercerai tetapi berpisah sementara sesuai dengan kesepakatan. Tuhan mengatakan untuk mengampuni 70x7 kali seperti yang terdapat pada Matius 18:22.

Apabila perceraian sampai terjadi, itu disebabkan karena dosa dan kekerasan hati manusia. Kekerasan dan perzinahan mungkin bisa dibawa ke pihak berwajib dan profesional. Ini bertujuan untuk membuatnya bertobat dan memperbaiki diri. 

"Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak." (1 Korintus 7:5)

Tuhan tidak menginginkan perceraian, tapi diperbolehkan untuk berpisah sebentar agar masing-masing bisa menenangkan diri dan berdoa, serta bertobat lalu kembali ke jalan Tuhan. 

Itu dia alasan mengapa agama melarang perceraian. Jadi, pertahankan pernikahan kalian dengan harmonis dan penuh kasih di dalam Tuhan, ya!

IDN Media Channels

Latest from Married