Sabtu (29/4/2023) kemarin menjadi anniversary ke-12 Pangeran William dan Kate Middleton. Dua sejoli ini menikah pada 2011 lalu di Westminster Abbey, London, Inggris. Berawal dari teman kuliah, Prince dan Princess of Wales ini menjadi salah satu pasangan kerajaan yang paling dicintai dalam sejarah.
Kini tak terasa sudah 12 tahun mereka bersama sebagai pasangan suami istri. Tak selalu berjalan mulus, selama 12 tahun pernikahan ada beberapa masalah yang mereka hadapi, mulai dari isu perselingkuhan, dicibir karena memiliki banyak anak, sampai sempat ditentang oleh istri Raja Charles III, Camilla Parker Bowles. Berikut lika-liku kehidupan pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton yang baru saja annive ke-12.
1. Sempat ditentang ibu mertua
Sebelum resmi menikah, hubungan Pangeran William dan Kate Middleton ternyata sempat ditentang oleh ibu sambung Pangeran William, Camilla Parker Bowles. Ia disebut-sebut tak setuju Pangeran William menikahi Kate Middleton, bahkan dikatakan menjadi alasan kandasnya hubungan William dan Kate pada tahun 2007 lalu.
Penulis buku William and Kate: A Royal Love Story, Christopher Anderson, mengatakan sifat sombong Camilla membuatnya tak menyukai Kate. Apalagi Camilla merupakan keturunan bangsawan, sementara Kate berasal dari kalangan biasa menengah ke atas.
"Camilla adalah seorang bangsawan. Ia selalu berada di lingkaran kerajaan. Camilla selalu menganggap dirinya sebagai keturunan Alice Keppel, nenek buyutnya, yang merupakan simpanan Edward VII," pungkasnya.
2. Dicibir karena punya banyak anak
Pangeran William dan Kate Middleton dikaruniai tiga orang anak sepanjang pernikahan mereka. Anak pertama mereka bernama Pangeran George Alexander Louis, kedua ada Putri Charlotte Elizabeth Diana, dan anak ketiga mereka ialah Pangeran Louis Arthur Charles.
Namun sayangnya, di awal kehamilan ketiga itu, banyak cibiran dari netizen ditujukan pada pasangan kerajaan ini. Sebagian perempuan merasa iri karena nggak semua masyarakat Inggris bisa memiliki anak ketiga.
Anak ketiga dianggap sebagai hal yang mewah dalam keluarga masyarakat Inggris lantaran masalah ekonomi dan biaya hidup yang besar di sana. Apalagi salah satu sumber pemasukan kerajaan berasal dari pajak yang digunakan untuk menghidupi anggota kerajaan. Mereka merasa, bagaimana mungkin keluarga kerajaan yang hidupnya dibiayai oleh para pembayar pajak, malah memiliki anak ketiga.