Coba perhatikan, kebanyakan nama keluarga di Indonesia, bahkan di dunia, diambil dari nama keluarga siapa? Jawabannya pasti bapak, ya. Ini karena kebanyakan masyarakat memang menganut sistem kekerabatan dari bapak alias patrilineal atau melihat garis keturunan dari laki-laki.
Padahal, garis keturunan juga bisa dilihat dari perempuan atau dari pihak ibu, lho. Namanya matrilineal, yang berasal dari dua katabahasa Latin, yaitu mater berarti ibu dan linea berarti garis. Jadi, matrilineal adalah mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu.
Nah, karena garis ibu dipandang lebih penting, maka keputusan penting akan banyak diambil oleh ibu. Bahkan mengenai urusan warisan, garis keturunan ibu akan mendapatkan jatah warisan lebih banyak dari pada garis keturunan ayah.
Dalam masyarakat yang menganut sistem kekerabatan matrilineal, keturunan menurut garis ibu dipandang sangat penting sehingga membuat hubungan kekeluargaan jauh lebih rapat atau akrab.
Di Indonesia, ada beberapa suku yang masih mengikuti garis keturunan dari pihak ibu, yaitu sebagai berikut:
1. Suku Minangkabau
Ini adalah suku paling populer yang menjadi representasi sistem kekerabatan matrilineal. Bahkan, masyarakat Minangkabau yang terdiri lebih dari enam juta orang adalah masyarakat matrilineal terbesar di dunia.
Perempuan dalam suku Minangkabau adalah pewaris harta pusaka keluarga. Dalam adat istiadat yang dijalani, sosok ayah hanya sebagai tamu di dalam keluarga, sedangkan peran ibu menjadi sangat dominan karena harus memimpin keluarga dan mendidik anak-anaknya.
Meski begitu, para laki-laki dari pihak perempuan memiliki legitimasi kekuasaan pada komunitasnya.
2. Suku Aneuk Jamee
Suku ini mulanya adalah dari kalangan suku Minangkabau yang kemudian merantau ke Aceh. Dalam bahasa Aceh, Aneuk Jamee berarti anak tamu. Suku ini bahkan menjadi suku dengan populasi terbesar di pesisir barat Aceh.
Sesuai dengan daerah asalnya, suku Aneuk Jamee juga menganut sistem kekerabatan matrilineal, seperti suku Minangkabau.