Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra yang Romantis

Ada pelajaran berharga yang bisa diambil dari sini

Elga Windasari

Bagi umat Muslim, kisah cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra menjadi cerita cinta yang sangat terkenal. Kisah cinta mereka sangat romantis, tetapi tetpa berjalan di atas kaidah Islam.

Tidak ada aturan Islam yang dilanggar oleh mereka berdua, meskipun saling mencintai dan harus menunggu untuk bersatu dalam waktu lama.

Fatimah adalah putri Nabi Muhammad SAW yang sangat taat kepada Allah SWT dan kedua orangtuanya. Ia sangat mirip dengan Rasulullah sehingga dirinya menjadi sosok yang mulia di usia yang yang sangat muda.

Sementara Ali merupakan anak asuh Rasulullah sejak usia 6 tahun. Rasulullah membimbingnya bersama Khadijah dengan penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri. Lantas, seperti apa kisah cinta Ali dan Fatimah? Berikut cerita selengkapnya.

Ali dan Fatimah teman sejak kecil

freepik.com/Freepik

Ketika Fatimah lahir, Ali menghabiskan masa kecilnya bersama Fatimah. Itulah sebabnya Ali sudah sangat mengenal Fatimah karena tumbuh bersama sejak mereka berdua masih kanak-kanak.

Semenjak Fatimah tumbuh besar, Ali mengagumi putri Rasulullah tersebut. Cintanya semakin besar saat ia melihat Fatimah membalut luka sang ayah ketika selesai berperang.

Namun, ia tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya dan merasa masih terlalu muda untuk urusan percintaan. Selain itu, ia berasal dari keluarga miskin dan hidupnya hanya dihabiskan berdakwah di jalan Allah SWT.

Ia merasa tidak memiliki apa-apa, sehingga memilih memendam rasa cintanya kepada Fatimah.

Meski begitu, Ali bertekad akan melamar Fatimah. Namun, ia tetap tak pernah mengumbar perasaannya dan hanya menitipkan doa kepada Allah SWT atas rasa cintanya.

Fatimah dilamar banyak orang

freepik.com/odua

Saat sedang mengumpulkan modal dan keberanian untuk melamar Fatimah, tiba-tiba tersiar kabar bahwa Abu Bakar As-Shidiq melamar Fatimah. Ia adalah salah satu sahabat Rasul.

Namun, lamaran tersebut ternyata ditolak oleh Fatimah. Mendengar hal itu, Ali sangat gembira.

Tak lama kemudian, sahabat Rasul yang lain juga ingin melamar Fatimah. Ia adalah Umar bin Khattab. Ali merasa tak memiliki kesempatan karena Umar adalah sosok yang sangat taat beribadah.

Namun, lamaran tersebut juga ditolak Fatimah. Ali tentu saja merasa senang, meskipun ia juga mulai merasa ragu.

Jika Abu Bakar dan Umar yang begitu teguh keimanannya saja ditolak, apalagi dirinya yang dirasanya masih belum ada apa-apanya dibandingkan kedua orang tersebut.

Ali bercerita kepada Abu Bakar

Freepik.com/rawpixel-com

Saat dirinya kembali mengurungkan niatnya untuk melamar Fatimah, Ali lalu bercerita kepada Abu Bakar mengenai perasaannya.

“Wahai Abu Bakar, Anda telah membuat hatiku goyah. Padahal sebelumnya sangat tenang. Anda telah mengingatkan sesuatu yang sudah kulupakan. Demi Allah SWT, aku memang menghendaki Fatimah, tetapi yang menjadi penghalang satu-satunya bagiku adalah karena aku tidak mempunyai apa-apa,” katanya.

Mendengar hal tersebut, Abu Bakar pun berkata, “Wahai Ali, janganlah engkau berkata seperti itu. Bagi Allah SWT dan Rasul-Nya, dunia dan seisinya hanyalah ibarat debu-debu bertaburan belaka.”

Memutuskan bertemu Rasulullah untuk melamar

imdb.com

Setelah mendengar kata-kata Abu Bakar, Ali memutuskan untuk melamar perempuan yang dicintainya itu. Ia akhirnya datang ke rumah Rasulullah dan bertemu dengannya.

Ali lalu ditanya maksud kedatangannya, tetapi ia tidak berani menjawab. Rasul pun kembali mempertegas pertanyaanya, “Apakah kedatanganmu untuk melamar Fatimah?”

Ali menjawab, “Iya.”

Beliau lalu berkata, "Apakah engkau memiliki suatu bekal mas kawin?"

Dengan penuh ketulusan Ali pun menjawab, "Demi Allah, engkau sendiri mengetahui bagaimana keadaanku ya, Rasulullah. Tak ada sesuatu tentang diriku yang tak engkau ketahui. Aku tidak memiliki apa-apa selain sebuah baju besi, sebilah pedang, dan seekor unta."

Lalu, sambil tersenyum Rasulullah mengatakan, "Tentang pedangmu, engkau tetap memerlukannya untuk meneruskan perjuangan di jalan Allah. Dan untamu, engkau tetap memerlukannya untuk mengambil air bagi keluargamu juga bagi dirimu sendiri. Engkau tentunya memerlukannya untuk melakukan perjalanan jauh. Oleh karena itu, aku hendak menikahkanmu dengan mas kawin baju besi milikmu. Aku bahagia menerima barang itu darimu Ali. Engkau wajib bergembira sebab Allah lah sebenarnya yang Maha Tahu lebih dulu. Allah lah yang telah menikahkanmu di langit lebih dulu sebelum aku menikahkanmu di bumi." (HR. Ummu Salamah)

Kehidupan pernikahan Ali dan Fatimah

freepik.com/manowar1973

Setelah lamaran tersebut, baru diketahui bahwa ternyata Fatimah selama ini mencintai Ali. Namun, ia juga tidak mengatakannya dan mengumbar perasaannya itu. Ia lebih memilih untuk berdoa kepada Allah SWT.

Setelah akhirnya menikah, keduanya menjalani peran masing-masing sebagai suami istri yang penuh tanggung jawab dan cinta kasih. Meskipun hidup penuh dengan kekurangan, Ali dan Fatimah tetap menjalaninya dengan bahagia.

Fatimah menjadi istri yang tulus dan setia. Sementara Ali menjalankan perannya sebagai suami yang bertanggung jawab serta penuh kasih sayang.

Dari pernikahan itu, keduanya dikaruniai dua orang putra bernama Hassan dan Husain, yang lantas menjadi cucu Rasulullah SAW.

Itulah kisah cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra yang sangat romantis, tetapi tidak keluar dari kaidah Islam. Semoga ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk seluruh umat Muslim yang sedang mencari jodoh, ya.

IDN Media Channels

Latest from Married