Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
5625.jpg
Freepik.com/lookstudio

Intinya sih...

  • Open relationship adalah hubungan romantis dengan kesempatan eksplorasi di luar ikatan utama, didasari komitmen, kejujuran, dan komunikasi yang jelas.

  • Friend with Benefit (FWB) terjadi antara dua teman dengan kenyamanan fisik tanpa komitmen romantis, tanpa ikatan emosional dan rencana masa depan bersama.

  • Dalam open relationship, terdapat perbedaan komitmen, komunikasi dan status, serta risiko hubungan yang harus dihadapi. Sementara FWB lebih bersifat kasual dan memiliki dampak sosial yang berbeda.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di zaman modern ini, cara orang menjalin hubungan semakin beragam. Tidak semua orang merasa cocok dengan pola hubungan tradisional yang menuntut monogami penuh. Karena itu, muncullah berbagai konsep hubungan yang lebih fleksibel, seperti open relationship dan friend with benefit (FWB).

Kedua istilah ini sering membuat orang bingung karena sekilas terlihat mirip. Mereka sama-sama memberi ruang untuk berhubungan di luar ikatan utama. Namun, sebenarnya ada perbedaan mendasar dalam tujuan, aturan, dan bentuk komitmennya. Sayangnya, masih banyak yang salah kaprah dan menyamakan keduanya begitu saja.

Hal ini penting untuk dipahami agar tidak salah langkah dalam menentukan jenis hubungan yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai hidupmu. Oleh karena itu, yuk simak bagaimana perbedaan open relationship dan friend with benefit sebagai berikut.

Apa itu open relationship?

ilustrasi pasangan (pexels.com/Anna Shvets)

Open relationship adalah jenis hubungan romantis ketika dua orang yang sudah berstatus pasangan, baik pacar maupun suami istri sepakat untuk memberi ruang satu sama lain menjalin kedekatan di luar hubungan utama. Kedekatan ini bisa bersifat emosional maupun seksual, namun fondasi utamanya tetap ada pada komitmen antara mereka berdua.

Hal paling penting dari open relationship adalah adanya kejujuran dan komunikasi yang jelas. Tidak ada yang disembunyikan, karena semua interaksi dengan orang ketiga atau lebih dilakukan dengan persetujuan bersama. Jadi meskipun ada pihak lain yang terlibat, pasangan inti tetap menjadi prioritas utama. Singkatnya, tetap terikat dalam hubungan resmi, tapi dengan kesempatan untuk eksplorasi di luar itu.

Apa itu friend with benefit?

ilustrasi pasangan (Pexels.com/Andres Ayrton)

Berbeda dengan open relationship, Friend with Benefit (FWB) terjadi antara dua orang teman yang sepakat hanya terlibat secara fisik tanpa komitmen romantis. Tidak ada status pacaran, ungkapan cinta, dan tuntutan untuk membawa hubungan ke arah yang lebih serius.

FWB murni soal kenyamanan dan kebutuhan fisik. Biasanya, dua orang yang menjalaninya cukup dekat untuk saling percaya, tapi sama-sama tidak ingin terikat. Tak ada tuntutan tanggung jawab, kecemburuan, dan tidak ada rencana masa depan bersama. Meski begitu, risiko tetap ada, terkadang salah satu pihak bisa saja terbawa perasaan.

Perbedaan open relationship dan friend with benefit

1. Perbedaan komitmen

ilustrasi pasangan berkomitmen untuk berubah (pexels.com/Trần Long)

Dalam open relationship, meski ada kebebasan untuk berhubungan secara fisik dengan orang lain, ikatan emosional tetap menjadi fondasi utama. Kamu dan pasangan tetap saling berbagi kehidupan, memberikan dukungan, menjaga komitmen, hingga merencanakan masa depan bersama. Bisa dibilang, hubungan ini adalah bentuk keseimbangan antara kebutuhan akan kesetiaan emosional dan dorongan untuk bereksplorasi secara seksual.

Sedangkan pada friend with benefit, aspek emosional sama sekali bukan bagian dari aturan main. Hubungan ini murni didasari kebutuhan fisik tanpa ikatan perasaan. Kalau salah satu pihak mulai melibatkan hati, biasanya hubungan tersebut akan terasa canggung, berpotensi menimbulkan masalah, atau bahkan berakhir begitu saja.

2. Komunikasi dan status

ilustrasi pasangan bahagia (unsplash.com/Giorgio Trovato)

Open relationship menuntut adanya komunikasi yang jujur dan terbuka. Kamu dan pasangan perlu menyepakati aturan, batasan, serta harapan sejak awal agar hubungan tetap sehat. Misalnya, ada pasangan yang melarang menginap dengan pihak ketiga atau sepakat untuk tidak melibatkan perasaan. Intinya, meski ada kebebasan, hubungan inti dengan pasangan utama harus tetap jadi prioritas.

Sementara itu, dalam FWB, pembicaraan biasanya tidak sedetail itu. Komunikasi tetap diperlukan, tapi lebih fokus pada rasa nyaman dan batasan fisik ketika bersama. Karena tidak ada komitmen romantis, pastinya tidak diskusi soal perasaan atau rencana masa depan. Hubungan ini bertahan selama kedua belah pihak sama-sama merasa cocok dan tidak ingin mengubah statusnya.

3. Risiko hubungan

Ilustrasi suka cemburu dengan pasangan (pexels.com/Yasmin Luisa Krug)

Dalam open relationship, potensi munculnya rasa cemburu atau konflik emosional selalu ada, terutama jika komunikasi tidak terjaga dengan baik. Walau sudah ada kesepakatan bersama, kenyataannya perasaan manusia jauh lebih rumit. Tantangan terberat dalam hubungan ini adalah bagaimana mengendalikan emosi saat pasangan dekat secara intim dengan orang lain.

Di sisi lain, FWB juga punya risikonya sendiri. Masalah biasanya muncul ketika salah satu pihak menginginkan hubungan yang lebih serius dari sekadar hubungan fisik. Karena sejak awal tidak ada komitmen, perbedaan perasaan bisa menimbulkan luka hati. Apalagi, hubungan seks pun kadang memicu ikatan emosional tanpa disadari, dan inilah yang sering membuat hubungan FWB jadi rumit.

4. Tujuan hubungan

ilustrasi pasangan bahagia (unsplash.com/Tim Mossholder)

Bagi sebagian orang yang memilih open relationship, tujuannya biasanya untuk menjaga hubungan utama tetap langgeng sambil tetap memberi ruang eksplorasi. Pola ini sering dipilih pasangan yang sudah lama bersama, merasa hubungannya stabil, tapi ingin menambahkan pengalaman baru tanpa harus melepaskan ikatan inti yang sudah terbangun.

Sebaliknya, friend with benefit umumnya tidak untuk jangka panjang. Hubungan ini lebih bersifat kasual, yang hanya sebagai cara mengatasi kesepian atau memenuhi kebutuhan fisik tanpa beban emosional. Karena tidak komitmen, FWB biasanya dilakukan orang yang belum siap hubungan serius.

5. Dampak sosial

Ilustrasi pasangan romantis duduk bersama (freepik.com/freepik)

Secara umum, open relationship lebih mudah diterima ketika pasangan yang menjalaninya terlihat saling mendukung dan transparan. Dalam beberapa komunitas, pola hubungan ini bahkan dipandang sebagai bentuk kedewasaan karena menekankan kejujuran serta komunikasi. Meski begitu, tak bisa dipungkiri stigma tetap ada, terutama dari kalangan yang menjunjung tinggi nilai monogami dan menganggap konsep ini bertentangan dengan norma tradisional.

Sebaliknya, FWB cenderung dijalani secara diam-diam karena masih dianggap tabu dan tidak serius. Banyak yang menilainya sebagai bagian dari hook-up culture yang kurang sehat, apalagi jika dijalani tanpa memahami batasan pribadi masing-masing. Tanpa komunikasi yang jelas, hubungan FWB bisa memberi dampak negatif, baik secara sosial maupun psikologis.

Itulah pembahasan tentang perbedaan open relationship dan friend with benefit. Dalam hal ini, semua kembali pada pilihan dan kesepakatan masing-masing. Yang terpenting adalah kamu dan pihak lain sudah memahami sejak awal. Intinya, setiap pilihan pastinya ada risikonya, dan kamu tentu tahu mana yang lebih baik untuk dirimu sendiri.

Editorial Team