Target Menikah Meleset, Ini yang Dilakukan Naysila Mirdad

Sebelum menargetkan kapan akan menikah, alangkah baiknya jika kita memahami betul apa itu pernikahan. Jika selama ini kita masih melihat pernikahan sebagai pesta mewah, mendapat banyak hadiah, bulan madu dan tinggal berdua dengan pasangan, maka jangan terburu-buru menentukan target menikah. Pertama, hubungan kita dengan pasangan nggak akan banyak berubah dari masa pacaran hingga menikah. Kedua, tanggung jawab saat menikah amatlah besar. Maka dari itu, kita dan pasangan harus sadar betul bahwa pernikahan adalah momen seumur hidup yang berisi tentang tanggung jawab, komitmen dan tantangan.

Banyak orang yang memasang target harus menikah di usia tertentu. Namun sebelum memasang target, cobalah berkaca dan lihat apakah diri kita yang sekarang sudah cukup dewasa baik secara fisik, pikiran dan mental. Seandainya kita memasang target menikah di usia 26 dan sekarang masih berusia 24 tahun, janganlah berpikir bahwa dalam 2 tahun ke depan kita akan benar-benar berubah menjadi dewasa. Berkacalah pada diri kita yang sekarang, bukan pada usia nanti kita akan menikah. Jangan lupa juga untuk menilai kedewasaan pasangan terutama dalam mengatasi masalah.

Banyak orang yang beranggapan bahwa menikah adalah sebuah ‘kelulusan’ dari masa lajang, layaknya kita menargetkan tahun kelulusan dari perguruan tinggi. Namun setiap orang memiliki pengalaman, perjalanan dan cerita yang berbeda, yang membuat mereka memiliki perbedaan waktu yang tepat untuk menikah. Sebagian orang mendahulukan karier dan pendidikan lalu menikah di atas usia 29 tahun dan itu wajar, ada juga juga memang sudah siap untuk menikah usia 24 tahun dan itu juga wajar. Yang penting, kita nggak memaksakan waktu dan kondisi yang sebenarnya belum tepat. Lagipula pernikahan bukanlah perlombaan, Bela. Ibarat lari maraton, pernikahan bukan garis finish melainkan garis start di mana sebelum berdiri di garis start tersebut perlu ada banyak persiapan.