Love bombing atau secara harfiah diartikan sebagai pengeboman cinta merupakan sebuah istilah dalam hubungan toxic yang sedang ngetren akhir-akhir ini. Istilah ini merujuk kepada perilaku seseorang yang menghujani pasangannya dengan hadiah, pujian, dan hal lainnya, akan tetapi taktik ini sebenarnya bersifat manipulatif.
Kendati istilah ini baru marak dipergunakan pada beberapa tahun ke belakang, namun sebenarnya istilah love bombing sudah muncul dari tahun 1970-an lho, Bela.
Mengutip laman Very Well Health, istilah ini awalnya dikaitkan dengan sebuah sekte keagamaan atau aliran sesat. Saat itu, love bombing diartikan sebagai taktik sanjungan dan kekaguman berlebihan yang digunakan oleh para anggota sekte untuk merekrut lebih banyak orang ke dalam kelompok tersebut. Dan seiring berjalannya waktu, istilah pengeboman cinta pun jadi lebih familier digunakan di dalam hubungan romantis.
Tujuan dari love bombing sendiri yakni untuk merayu pasangan agar nantinya si pelaku atau love bomber bisa mengisolasi pasangannya dari teman dan keluarga, sehingga dia akan sangat bergantung baik secara emosional maupun sosial kepada si pelaku. Dan pada umumnya, perilaku ini ditunjukkan oleh orang-orang dengan kepribadian narsisistik.
Orang-orang narsisistik akan melakukan love bombing kepada para korbannya demi bisa mempunyai koneksi emosional yang kuat, sehingga mereka dapat dengan mudah mengambil kendali atas diri korban.
Lalu, umumnya love bombing berapa lama, sih biasanya berlangsung di dalam sebuah hubungan?
