1. "Bersama surya yang tenggelam sedang berdialog dini hari aku berargumentasi sendiri atas lara yang ada."
(Bersama malam aku berdebat dengan pikiranku karna luka yang ada.)
2. "Tentang rasa yang harus abadi dalam bait aksara, tentang asmaraloka, tentang harsa yang harus manjadi lara."
(Tentang rasa yang harus abadi dalam bait tulisan, tentang tempat yang menjadi kenangan, dan tentang bahagia yang harus menjadi luka.)
3. "Pedar itu ialah niskala halnya dengan cinta, semuanya hanya mengata yang lindap jika dalam menjalani tak ada karsa."
(Cahaya yang menebar itu ialah asbstak, sama halnya dengan cinta, semuanya hanya bayangan redup jika dalam menjalani tak ada niat.)
4. "Aku seperti aksara tanpa makna dan kamu adalah metafora yang fana. Maka cinta kita seperti tulisan sastra yang tak bernyawa."
(Aku seperti tulisan tanpa makna dan kamu adalah perbandingan yang rusak. Maka cinta kita seperti tulisan sastra yang tak bernyawa.)
5. "Dicintaimu itu hanya hanya fatamorgana yang begitu nyata, tanpa rekayasa dari jiwa-jiwa yang fana."
(Dicintai oleh kamu itu hanyalah ilusi yang sangat nyata, tanpa rekayasa dari jiwa-jiwa yang lenyap.)
6. "Kini kita hanya menjadi aksara yang tak berasa. Menyisakan trauma dalam sukma. Pantaskah kusebut cinta? Sedang ragamu saja tak pernah kujumpa."
(Kini kita hanya menjadi tulisan yang tak memiliki rasa. Menyisakan trauma dalam jiwa. Pantaskah kusebut cinta? Sedang ragamu saja tidak pernah kutemui.)
7. "Disaat bagaskara berganti candra, rindu ini datang bersama anila dengan harap asmaraloka terbawa, hingga arunika menyapa melenyapkan."
(Disaat matahari berganti, rindu ini datang bersama udara dengan harap penuh cinta kasih juga terbawa, hingga matahari terbit menyapa melenyapkan itu semua.)
8. "Aku hanya sinar mangata yang tergantikan oleh hangatnya arunika."
(Aku hanya sinar bulan yang tergantikan oleh hangatnya matahari terbit; seorang yang sangat mencintai pujaan hatinya, namun kisah cintanya tidak tersampaikan atau terbalasakan karena si kekasih punya seseorang idaman lain yang lebih dari dirinya.)
9. "Bentala dan bumantara tak akan menjadi amorfati, mereka aksa dan akan selamanya enigma."
(‘Bumi dan angkasa tidak akan pernah menjadi cinta sejati, mereka jauh dan akan selamanya menjadi sebuah teka-teki.)