youtube.com/@StarvisionPlus
Kamu juga diajak untuk menyelami perbedaan di film karya rumah produksi Starvision yang turut disutradarai oleh Naya Anindita. Selain dua tantangan di atas, rintangan lain yang dihadapi Raim dan Komang adalah perbedaan latar belakang adat budaya sampai agama. Tembok besar tersebut seakan sulit untuk ditembus.
Namun, akhirnya cintalah yang menang atas segala rintangan tersebut. Cinta mampu memenangkan perbedaan yang ada. Bagi Raim Laode yang turut hadir di acara konferensi pers pada Selasa (18-2-2025) di Metropole XXI, Jakarta Pusat, film ini punya pelajaran untuk menghargai setiap perbedaan yang ada, bukan menjadikannya senjata.
Ia juga mengatakan kalau filmnya mengajakmu untuk melihat takdir yang sudah ditulis sejak lama oleh Sang Pencipta. Tak sampai di situ, pemeran film Cek Toko Sebelah ini juga mengaku kalau ia sangat takut mertuanya tersinggung dengan filmnya. Oleh karena itu, proses pembuatannya pun sangat lama sampai akhirnya menyajikan sebuah karya yang berfokus pada cinta.
"Yang membedakan film ini dengan film lain, film ini tidak hanya sekedar ditulis dari teman-teman Starvision, tapi kisah dan ceritanya sudah lama hadir, sejak sebelum saya dan Komang lahir di dunia terpapang jelas di Lauhul Mahfudz.
Sepertinya sengaja di-capture oleh teman-teman industri kreatif ini, untuk bisa dijadikan pelajaran untuk kita semua merayakan perbedaan, di saat orang-orang perbedaan dijadikan sebagai senjata. Kenapa berbeda salah padahal berbeda adalah rahmat.
Nah, bedanya film ini dengan film yang lain, kau tidak sedang menonton film layar lebar biasa. Kau sedang melihat takdir yang sudah ditulis Tuhan lama. Kebetulan kita capture melalui layar lebar. Insya Allah bisa menjadi pelajaran untuk generasiku," kata Raim Laode.