Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
Disorganized Attachment Style
Pexels.com/fefy07122532

Pernakah kamu mengalami kebingungan saat menjalani hubungan dengan seseorang? Saat menjalani hubungan, muncul perasaan ingin selalu dekat dengan pasangan. Tapi di saat yang sama, kamu diselimuti rasa takut akan kedekatan tersebut. Kalau demikian, maka kamu mungkin memiliki tipe keterikatan yang dikenal sebagai disorganized attachment.

Singkatnya, disorganized attachment style adalah pola hubungan yang menciptakan kebingungan saat menjalaninya. Seseorang yang memiliki tipe ini cenderung punya dinamika hubungan yang tidak stabil dan membingungkan kedua belah pihak. Simak penjelasan selengkapnya dalam ulasan berikut ini.

1. Pengertian disorganized attachment style

Pexels.com/Angelica Reyn

Disorganized attachment adalah jenis keterikatan di mana seseorang bertindak tidak konsisten atau tidak dapat diprediksi saat berada di suatu hubungan. Gaya keterikatan ini dialami seseorang yang mengalami pola pengasuhan yang traumatis, tidak konsisten, dan penuh kekerasan.

Seseorang yang mengalami disorganized attachment seringkali kebingungan dalam menjalin hubungan dengan pasangannya. Mereka kerap menunjukkan ketidakpastian dalam hubungan. Suatu ketika, mereka diliputi perasaan ingin untuk dekat dengan pasangannya. Tapi di saat yang sama, mereka kerap ketakutan akan kedekatan tersebut.

2. Berkaitan dengan trauma di masa lalu

Freepik.com/freepik

Orang dengan gaya keterikatan disorganized attachment biasanya mengalami trauma akan pengabaian atau pelecehan dari orang terdekatnya. Mereka tumbuh dengan perasaan kecemasan dan ketakutan dalam hubungan interpesonal. Hal ini terjadi karena mereka tidak mendapat rasa aman atau perlindungan dari figur atau seseorang yang menjadi sandaran.

Biasanya, individu yang mengalami gaya keterikatan ini pernah mengalami pelecehan verbal, fisik atau seksual di masa kecilnya. Kemungkinan lainnya, mereka pernah menyaksikan figur terdekatnya melakukan tindakan kekerasan atau pelecehan terhadap orang lain.

3. Hubungan yang tidak stabil

Pexels.com/Ketut Subiyanto

Menjalani hubungan dengan seorang yang memiliki disorganized attachment style biasanya diselimuti dengan perilaku yang tidak stabil dan bergejolak. Sebab, mereka merasa takut akan penolakan dan kehilangan. Tapi di saat yang sama, mereka juga takut akan kedekatan dan ketergantungan pada orang lain.

Orang dengan disorganized attachment biasanya sulit dalam membangun hubungan yang sehat dan stabil. Sebab, pola keterikatan yang tidak teratur ini dapat menyebabkan ketegangan dan konflik dalam hubungan.

Hal itu terjadi karena individu tersebut memiliki keterikatan pada figur yang menjadi sandaran di masa kecilnya. Sayangnya, figur tersebut menunjukan tindakan kontradiktif padanya saat masih anak-anak. Mereka yang harusnya memberi rasa aman justru menunjukkan kekerasan atau pengabaian pada mereka.

Meskipun ada rasa takut, seringkali korban harus bergantung pada figur tersebut. Itulah mengapa seseorang yang mengalami trauma tersebut akan melindungi dirinya dengan mencari rasa aman dari figur sandarannya.

4. Ciri-ciri disorganized attachment

Frreepik.com/tirachardz

Mengenali karakteristik disorganized attachment sangat penting untuk mengenali diri sendiri atau orang lain. Di bawah ini adalah karakteristik yang biasanya ditunjukkan oleh seseorang dengan gaya keterikatan ini.

  • ‌Membutuhkan afeksi yang kuat dalam kedekatan dan hubungan intrapersonal dengan orang lain.

  • ‌Memiliki perasaan tidak dapat dicintai atau tidak berharga.

  • ‌Sulit mempercayai orang lain. Akibatnya, mereka sukar untuk terbuka dan sulit mengekspresikan diri sendiri.

  • Di saat yang sama, individu tersebut ingin mempercayai pasangannya. Terlebih saat pasangannya mengatakan mereka mencintai atau mendukung individu tersebut.

  • ‌Merasa tidak nyaman dan cemas saat pasangan menunjukan afeksi dan tindakan suportif kepadanya.

  • ‌Terus-menerus mencari tanda-tanda penolakan atau pengkhianatan saat sedang menjalin hubungan.

  • ‌Perilaku yang tidak konsisten dan sulit diprediksi dalam hubungan.

  • ‌Takut dengan keintiman, tapi mendambakan hal tersebut di saat yang sama. Mereka kerap menghindari orang lain atau menjadi ketergantungan dalam hubungan.

  • ‌Menunjukan perilaku cemas dan sering menghindar saat menghadapi perubahan atau konflik dalam hubungan.

5. Cara mengatasi disorganized attachment

ilustrasi galau (pexels.com/Antoni Shkraba)

Mengatasi disorganized attachment dapat dimulai dengan mengenali dan mengenali pola keterikatan ini dalam diri. Selain kesadaran diri, penting untuk mengobati trauma dan luka dalam inner child terlebih dahulu. Dua hal itu menjadi kunci penting dalam proses penyembuhan.

Setelah itu, kamu perlu mengetahui situasi atau kondisi yang dapat memicu perilaku kecemasan dan penghindaran tersebut. Tujuannya agar kamu memahami akar penyebabnya dan mencari solusi dalam menyikapnya.

Orang dengan keterikatan ini pun perlu mengomunikasikan perasaan, ketakutan, dan harapan dengan jujur dan terbuka. Semua agar pasangan atau teman dapat mengerti dirimu sepenuhnya dan bisa membentuk kepercayaan dalam hubungan.

Sementara dalam mengobati trauma beserta respon yang memicunya, kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Jenis terapi seperti emotionally focused therapy (EFT) dapat membantumu dalam proses persembuhan.

Memang, dalam mengatasi jenis keterikatan ini membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun dengan komitmen dan dukungan yang tepat, kamu bisa menjalani hubungan yang lebih sehat dan stabil. Dengan begitu, kamu akan menemukan gaya keterikatan yang sehat agar hubungan pun menjadi lebih bermakna.

Editorial Team