Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
21546.jpg
Freepik.com/prostooleh

Intinya sih...

  • Pasangan yang sehat memberikan pujian dan rasa terima kasih secara rutin untuk saling menghargai.

  • Mendengarkan dengan fokus dan empati membantu pasangan merasa dipahami dan meredakan emosi.

  • Menyampaikan keluhan dengan cara tenang dan sopan membantu pasangan menerima kritik dengan lebih baik.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam sebuah hubungan, komunikasi bukan hanya soal saling memberi kabar atau mengobrol setiap hari. Cara menyampaikan perasaan, mendengarkan pasangan, serta merespons konflik justru punya peran besar dalam menentukan apakah hubungan terasa nyaman. Tak sedikit pasangan yang sebenarnya saling sayang, tapi tetap sering bertengkar hanya karena komunikasi yang kurang tepat.

Karena itulah, memahami pola komunikasi yang baik sangat penting agar hubungan dapat tumbuh dengan lebih harmonis dan seimbang. Lantas, seperti apa ciri komunikasi pasangan yang sehat? Yuk, simak ulasannya sebagai berikut!

1. Memberi apresiasi

ilustrasi pasangan (freepik.com/freepik)

Komunikasi pasangan yang sehat terbiasa mengungkapkan rasa terima kasih dan pujian, bahkan lewat hal sederhana. Pesan singkat, catatan kecil, atau ucapan terima kasih sudah cukup membuat pasangan merasa dihargai.

Apresiasi yang diberikan secara rutin membuat pasangan merasa diakui dan diperhatikan. Kebahagiaan dalam hubungan sangat berkaitan dengan kebiasaan saling menghargai, meski sering kali hal sesederhana ini justru terlupakan.

2. Pendengar yang baik

Ilustrasi pasangan berkencan (freepik.com/gpointstudio)

Mendengar dan benar-benar mendengarkan adalah dua hal yang berbeda. Dalam komunikasi pasangan yang sehat, mendengarkan berarti fokus penuh pada cerita pasangan tanpa menyela atau langsung menawarkan solusi.

Alih-alih menilai atau mengoreksi, pasangan menunjukkan empati, misalnya dengan mengatakan, “Aku mengerti kenapa itu membuat kamu kecewa.” Sikap ini membantu pasangan merasa dipahami dan dapat meredakan emosi. Keterampilan mendengarkan aktif sebaiknya dilatih sejak obrolan ringan, agar bisa tetap diterapkan saat suasana sedang panas.

3. Bijak saat menyampaikan kritik

ilustrasi pasangan (pexels.com/Timur Weber)

Mengkritik secara langsung di tengah emosi sering memicu pertengkaran. Pasangan dengan komunikasi sehat lebih memilih menyampaikan keluhan dengan cara yang lebih tenang.

Misalnya, menyusun dulu hal-hal yang ingin dibicarakan sebelum disampaikan bersama. Dengan begitu, pasangan memiliki kesempatan mencerna pesan tanpa merasa diserang. Mengeluh sambil menyalahkan biasanya tidak membawa perubahan positif. Kritik yang disampaikan dengan cara yang lebih sopan justru lebih mudah diterima.

4. Konsisten menjaga sikap positif

ilustrasi pasangan (freepik.com/makistock)

Ucapan positif memainkan peran besar dalam hubungan. Pasangan dengan komunikasi sehat cenderung lebih sering mengekspresikan dukungan dan pujian dibandingkan keluhan.

Kalimat positif ini bisa diibaratkan sebagai tabungan emosi. Saat konflik atau tekanan hidup datang, hubungan tetap punya “cadangan” rasa baik yang membantu meredam masalah. Tanpa kebiasaan mengungkap hal-hal positif, hubungan lebih rentan terasa hambar dan mudah goyah.

5. Menjaga sentuhan fisik

Ilustrasi pasangan romantis. (unsplash.com/John Schnobrich)

Kontak fisik sederhana seperti menggenggam tangan, memeluk, atau menepuk bahu memiliki kekuatan besar dalam menyampaikan perhatian. Sentuhan memberi rasa aman dan memperkuat kedekatan emosional tanpa perlu banyak kata.

Di tengah rutinitas, kebiasaan ini sering terabaikan. Padahal, sentuhan kecil dapat menjadi penenangkan yang efektif ketika pasangan merasa lelah atau stres.

6. Menggunakan kalimat “aku” saat berkonflik

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Cara berbicara saat bertengkar sangat menentukan arah komunikasi. Pasangan yang sehat lebih memilih menggunakan kalimat dari sudut pandang “aku” daripada menyalahkan dengan kata “kamu”.

Contohnya, bukan mengatakan, “Kamu selalu membuat situasinya rumit,” tetapi menggantinya dengan, “Aku merasa terganggu saat hal itu terjadi.” Kalimat seperti ini membantu mengurangi sikap defensif pasangan dan membuka ruang diskusi yang lebih terbuka.

7. Aktif bertanya

ilustrasi pasangan saling mengasihi (freepik.com/freepik)

Meski sudah lama bersama, selalu ada hal baru yang bisa dipelajari tentang pasangan. Pasangan dengan komunikasi sehat menjaga rasa ingin tahu melalui pertanyaan sederhana.

Pertanyaan seperti, “Apa hal terbaik minggu ini?”, “Kapan kamu merasa paling dekat denganku?”, atau “Apa yang kamu harapkan dariku saat ini?” membantu menjaga koneksi emosional dan memperdalam saling pengertian.

Ciri komunikasi pasangan yang sehat bukan soal tidak pernah bertengkar, tetapi bagaimana pasangan saling mendengar, menghargai, dan berbicara dengan empati untuk menjaga hubungan tetap sehat.

Editorial Team