Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan romantis (freepik.com/prostooleh)
ilustrasi pasangan romantis (freepik.com/prostooleh)

Intinya sih...

  • Cinta menurut psikologi adalah emosi dengan welas asih, kepedulian, dan kesetiaan terhadap subjek atau objek tertentu.

  • Robert Sternberg mengklasifikasikan 8 jenis cinta berdasarkan komponen utama cinta: keintiman, gairah, dan komitmen.

  • Jenis-jenis cinta tersebut meliputi tidak cinta, rasa menyukai, cinta atas dasar nafsu, cinta kosong, cinta romantis, cinta persahabatan, cinta sia-sia, dan cinta sejati.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cinta diartikan sebagai perasaan kasih sayang yang dimiliki seseorang kepada diri sendiri, orang lain, hewan, maupun hal lainnya. Namun, jika dilihat dari sudut pandang berbagai bidang keilmuan, cinta dapat ditafsirkan secara berbeda. Seperti halnya menurut psikologi, di mana cinta diterjemahkan secara lebih mendalam.

So, apa itu cinta menurut psikologi?

Cinta menurut psikologi merupakan emosi yang ditandai dengan welas asih, kepedulian, juga kesetiaan terhadap subjek ataupun objek tertentu. Akan tetapi, cinta yang diperlihatkan seseorang kepada pasangannya, tentu berbeda dengan rasa cinta yang ia tunjukkan pada sahabatnya.

Hal ini didasarkan oleh sebuah teori yang dicetuskan oleh psikolog, Robert Sternberg. Ia mengklasifikasikan 8 jenis cinta yang dapat dirasakan oleh setiap manusia. Jenis cinta ini rupanya merupakan turunan dari tiga komponen utama cinta menurutnya, yakni keintiman, gairah, dan komitmen.

Berikut penjelasan lengkap mengenai jenis cinta.

1. Tidak cinta

ilustrasi pertemanan (freepik.com/freepik)

Perasaan tidak cinta menurut Robert Sternberg dapat terlihat dari interaksi kasual yang dilakukan oleh manusia. Karena jenis satu ini tidak melibatkan unsur cinta, maupun komponen dasar cinta.

2. Rasa menyukai

ilustrasi pasangan berkencan (freepik.com/freepik)

Jenis cinta kedua menurut Robert yakni rasa suka, yang terjadi ketika komponen keintiman cinta hadir, tetapi tidak melibatkan komponen gairah, maupun komitmen. Perasaan ini kerap kali dirasakan setiap manusia di dalam hubungan persahabatannya.

3. Cinta atas dasar nafsu

ilustrasi pasangan romantis (freepik.com/freepik)

Untuk jenis cinta ketiga adalah cinta atas dasar nafsu atau perasaan tergila-gila. Cinta ini muncul ketika komponen gairah cinta hadir dalam suatu hubungan, tetapi tidak terdapat keintiman, ataupun komitmen. Jenis cinta ini umumnya ditandai dengan perasaan romantis yang besar atas dorongan nafsu, namun terasa kurang mendalam. Situasi yang menggambarkan perasaan cinta ini ialah saat seseorang merasa jatuh cinta pada pandangan pertama.

4. Cinta kosong

ilustrasi pasangan ngobrol (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Cinta kosong adalah cinta yang hadir ketika komponen komitmen muncul, tetapi tidak ada komponen keintiman dan gairah yang hadir. Jenis cinta kosong biasanya ditemukan pada hubungan jangka panjang, di mana dua orang sudah tidak mempunyai perasaan romantis terhadap satu sama lain. Namun yang menarik, Robert melihat cinta ini juga bisa hadir dalam awal dari sebuah hubungan jangka panjang.

5. Cinta romantis

ilustrasi pasangan berkencan (freepik.com/freepik)

Jenis cinta selanjutnya ialah cinta romantis. Cinta ini hadir ketika terdapat komponen keintiman dan gairah, tapi tidak melibatkan komponen komitmen. Cinta jenis ini juga bisa diartikan sebagai rasa suka dengan gairah yang ditimbulkan oleh ketertarikan fisik dan hal-hal yang menyertainya, dan biasa ditemukan pada fase awal hubungan romantis.

6. Cinta persahabatan

ilustrasi pasangan suami istri (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Jenis cinta keenam yang diperkenalkan oleh Robert yakni cinta persahabatan. Cinta ini melibatkan komponen keintiman dan komitmen cinta, tetapi tidak dengan komponen gairah. Robert menggambarkan cinta ini sebagai persahabatan jangka panjang dan berkomitmen yang sering terjadi dalam pernikahan, di mana ketertarikan fisik telah menurun.

7. Cinta sia-sia

ilustrasi pasangan berkencan (freepik.com/prostooleh)

Cinta sia-sia merupakan jenis cinta yang terjadi ketika komponen gairah dan komitmen hadir dalam suatu hubungan, tetapi tidak melibatkan komponen keintiman. Contoh cinta ini bisa dilihat dari hubungan yang terbentuk secara tergesa akibat dorongan nafsu, tapi tidak ada komponen keintiman yang dapat menstabilkan hubungan. Seperti saat seseorang memutuskan untuk menikahi pasangan yang baru ia kenal selama beberapa minggu atas dasar nafsu.

Karena cenderung tidak stabil, maka cinta seperti ini rentan untuk membuat hubungan sangat mudah kandas.

8. Cinta sejati

ilustrasi pasangan romantis (pexels.com/Leeloo The First)

Jenis cinta terakhir menurut Robert ialah cinta sejati. Jenis cinta ini merupakan yang paling sempurna, di mana ketiga komponen dasar cinta, komitmen, keintiman, dan gairah hadir dalam hubungan. Jenis cinta ini juga biasa diartikan sebagai cinta tanpa syarat, yang menjadi dasar hubungan yang kokoh.

Jenis cinta berdasarkan mitologi Yunani

ilustrasi pasangan romantis (freepik.com/freepik)

Selain dilihat dari sudut pandang psikologi, terdapat jenis cinta populer yang didasarkan oleh mitologi Yunani, di antaranya:

  1. Eros, merupakan cinta atas dasar dorongan hasrat, yang ditandai dengan ketertarikan fisik dan keinginan untuk terhubung secara emosional yang intens di antara dua orang. Kata eros sendiri berasal dari nama dewa cinta dan kesuburan berdasarkan mitologi Yunani kuno. Cinta eros biasanya dirasakan oleh seseorang yang berada di awal hubungan romantis, misalnya seseorang yang baru berkencan, maupun menikah.

  2. Philia, diartikan sebagai cinta non-romantis dengan rasa kasih sayang yang tulus. Sedangkan menurut filsuf Yunani, Aristoteles, philia dapat diterjemahkan sebagai persahabatan dan cinta yang mampu mendorong seseorang untuk mencapai potensi tertingginya sebagai manusia. Philia hadir di dalam hubungan keluarga, maupun pertemanan, yang ditandai dengan rasa saling menghargai dan saling dukung. Jenis cinta ini dapat semakin menguat ketika seseorang mempunyai kesamaan minat, pengalaman, serta nilai yang selaras dengan orang lain.

  3. Storge, adalah kasih sayang yang biasa dirasakan di antara anggota keluarga, seperti orang tua kepada anaknya, seorang kakak pada adiknya, dan hubungan kekeluargaan lainnya. Storge muncul secara alami dan tanpa paksaan, yang mengembangkan perasaan aman dan diterima pada setiap anggota keluarga. Tapi, sebagian orang juga dapat merasakan jenis cinta storge di luar hubungan keluarganya, misalnya kepada sahabat yang sudah ia anggap sebagai keluarga sendiri.

  4. Ludus, adalah cinta yang terasa kasual dan menyenangkan, serta bersifat tidak mengikat yang kerap hadir di dalam fase awal masa penjajakan. Cinta ini dirasakan ketika seseorang memberikan rayuan yang spontan, maupun menunjukkan tingkah jahil kepada lawan jenis. Oleh karenanya, ludus hanya fokus pada menciptakan kegembiraan di suatu situasi, tanpa melibatkan keterhubungan secara emosional yang mendalam dengan seseorang.

  5. Pragma, diartikan sebagai cinta abadi yang hanya bisa hadir ketika seseorang telah berada dalam hubungan serius dengan pasangannya selama bertahun-tahun. Cinta ini dilandasi dengan kemauan untuk menjaga keharmonisan dan kedalaman hubungan dari kedua belah pihak.

  6. Philautia, merupakan rasa cinta terhadap diri sendiri alias self-love. Kendati demikian, terdapat dua tipe philautia, yakni cinta positif dan negatif. Untuk cinta positif ialah saat seseorang dapat menerima dan memperlakukan dirinya sendiri dengan baik. Namun untuk tipe lainnya, rasa cinta ini ditandai dengan sifat egois dan arogan.

  7. Agape, ialah jenis cinta tanpa syarat, atau cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, tanpa meminta balasan, serta melibatkan pengorbanan diri terhadap orang lain. Ini merupakan cinta yang dapat ditunjukkan kepada siapapun, bukan hanya orang-orang terdekat, seperti pasangan, keluarga, ataupun sahabat

  8. Mania, adalah cinta dengan karakteristik yang toxic, seperti sikap posesif, obsesif, dan kecemburuan yang berlebihan. Cinta ini hadir akibat dari rasa rendah diri yang dirasakan seseorang, sehingga ia cenderung terhadap pasangannya untuk menentukan nilai diri.

Itulah penjelasan mengenai apa itu arti cinta dalam psikologi beserta jenisnya. Bagaimana menurutmu, Bela?

Editorial Team