Dunia perfilman Indonesia kembali menyuguhkan karya baru di awal tahun 2024 ini. Akan tayang 25 Januari 2024 nanti, film #OOTD menyajikan kisah yang berbeda dari film-film yang pernah ada. Selain merupakan debut Dimas Anggara sebagai sutradara, film satu ini juga menjadi film bertema fashion pertama yang menggandeng 19 desainer ternama Indonesia.
Selain menggambarkan tentang dunia fashion dan hal-hal di dalamnya yang masih tersembunyi, film yang diproduseri Delly Malik dan Herry Sobiran ini juga diwarnai dengan kasus-kasus yang related dengan Gen Z, termasuk pengkhianatan, mental health issue, sampai toxic relationship.
Ternyata, beberapa pemainnya juga pernah mengalami hal-hal tersebut, lho! Penasaran bagaimana kisahnya? Berikut fakta menarik film #OOTD yang patut kamu nantikan.
Film #OOTD bercerita tentang Nare (Jihane Almira), seorang mahasiswi fashion design di Birmingham, Inggris. Berjuang menggapai mimpi di negeri orang tidaklah mudah bagi Nare. Tantangan dan permasalahan kerap mendatanginya.
Di tengah kerumitan itu, Nare bertemu dengan Bagas (Rangga Wahyu Nattra), seorang fotografer yang berhasil mencuri hatinya.
Namun, seseorang yang Nare kira akan menjadi sumber kebahagiaannya, ternyata menjadi awal kehancurannya. Semua menjadi semakin rumit, saat Nare harus memilih antara cinta dan cita-citanya. Lalu, keputusan apa yang akan Nare ambil?
Di samping penggambaran tentang dunia fashion, film ini juga memiliki cerita dengan kasus-kasus yang related dengan kehidupan Gen Z. Hal tersebut diungkap langsung oleh dua pemeran utamanya, Jihane Almira dan Rangga Wahyu Nattra, dan sang sutradara, Dimas Anggara.
Setiap karakternya memiliki permasalahan sendiri, baik itu masalah dengan keluarga, karier dan masa depan, berjuang untuk lebih bahagia dalam hidup, menghadapi emosi toxic, sampai kesejahteraan hidup.
Nggak hanya menampilkan permasalahan hidup, tapi film ini juga akan menyajikan bagaimana tokoh-tokoh tersebut berdamai dengan hal tersebut dengan coping mekanismenya masing-masing.
“Nah Gen Z harus nonton #OTTD, kenapa? Di #OTTD tuh ada cara coping mekanismenya karakter yang kami perankan ini, cara kita berdamai dengan masalah-masalah kita, jadi ini cocok banget buat para Gen Z, jadi jangan dikit-dikit 'gua nyerah, gua butuh psikolog',” kata Rangga.
Film #OOTD turut mengambil cerita tentang toxic relationship. Ternyata, dua pemainnya pun pernah merasakan hal tersebut. Jihane Almira mengatakan kalau dirinya pernah ada di sebuah hubungan yang nggak sehat akibat dari masalah yang telah terpendam sampai akhirnya meledak.
Sementara, Jolene mengaku kalau dirinya pernah ada di sebuah hubungan yang toxic. Ia mengatakan kalau dirinya di-gaslighting sang mantan sampai ia merasa self-doubt, ragu dengan dirinya, dan selalu mempertanyakan kebenaran yang ada.
Namun, kedua artis ini sepakat kalau terjadi toxic relationship itu berawal dari sebuah hal yang sepele, namun dibiarkan berlarut-larut dan tak diatasi. Mereka juga berpandangan, toxic relationship terjadi bisa jadi karena kedua belah pihak. Mereka tak ingin langsung menilai bahwa pacarnya yang toxic, tapi satu sama lain intropeksi diri.
“Kalau ditanya pernah atau nggak, mungkin my perspective pernah. Tapi ya balik lagi, seperti yang Jihane bilang, kita juga harus bisa introspeksi diri, kan. Karena nggak semua atau nggak perlu masalah itu harus pasangan kita yang salah.
Kadang-kadang juga memang mungkin siapa tahu ada hal-hal yang kita lakukan yang men-trigger mereka untuk melakukan hal tersebut. Kita kan nggak pernah tahu, ya. Jadi setuju dengan yang dia (Jihane) bilang, ada baiknya kita introspeksi juga sebelum kita menunduhnya. Wah ini toxic, nih. Tapi bukan berarti aku membenarkan ini ya, membenarkan pasangan yang toxic,” kata Jolene.
Salah satu konflik dalam film yang menarik adalah memilih cinta atau cita-cita. Jihane Almira juga pernah menghadapi situasi tersebut di dunia nyata. Ia pernah diharuskan memilih untuk fokus pada karier yang stabil atau kehidupan asmaranya.
Saat itu, Jihane memilih kehidupan asmaranya yang justru malah berakhir di kondisi toxic relationship. Sejak itu, Jihane mulai intropeksi diri dan lebih fokus kepada dirinya sendiri. Ia memberi pesan lebih baik untuk fokus pada diri sendiri, menjadi pribadi yang utuh, dan mantap. Jika sudah demikian, maka kamu baru bisa untuk fokus pada orang lain.
“Oh ternyata benar, ya, kata orangtua, benar, ya kata teman-teman, ‘udahlah kalau memang nggak bisa di-handle, mending fokus sama diri sendiri, tingkatkan aja dirimu, kariermu.’
Mungkin itu kepercayaan, dan akhirnya ke sini-sini kalau aku pun boleh memberi saran, ya memang ternyata benar. Focus on yourself, kalau sampai kamu sudah menetap, kamu sudah jadi seseorang yang utuh, kamu baru bisa fokus pada orang lain. Jadi memang karya yang pertama, lalu kehidupan cinta,” kata Jihane.
Pertama kali jadi sutradara, Dimas Anggara mengaku mendapat dukungan penuh oleh keluarga dan istrinya. Ia sangat bersyukur karena sang istri selalu mendukung apa yang dia lakukan, bahkan tanpa mempertanyakan alasannya apalagi menghalangi. Ia juga tak sedikit pun merasa kekurangan kasih sayang dari sang istri.
“Alhamdulillah, maksudnya dari segi keluarga, sih, mereka selalu support apa yang saya kerjakan, ya, selama itu positif. Mereka selalu support dan malah justru, nggak ada yang menghalangi ataupun nggak ada yang bertanya kenapa,” ungkapnya.
Dimas mengatakan kalau sang istri turut memberi dukungan dengan membantu mengenalkan kepada desainer-desainer kondang Tanah Air untuk berkolaborasi di film tersebut. Selain itu, Nadine juga membuat sebuah karya kain lilit bertema nusantara dan tradisional dengan pewarna alami tanpa ada waste product.
