Beth percaya, tanggung jawab tersebut harus dipikul bersama antara kamu dan pasangan. Menurutnya, semakin sedikit yang kamu ketahui tentang pasangan, semakin kamu menggambarkan dirinya sesuai dengan versi yang kamu buat atau ciptakan sendiri. Versi itu sangat mungkin nggak benar dan menjadi penyebab kamu berpikiran negatif pada pasangan.
Bicaralah dengan pasangan tentang bagaimana perasaanmu dan mengapa kamu berpikir seperti apa yang dipikirkan sekarang. Jika itu karena dia membandingkanmu dengan mantannya atau karena dia masih sering teringat dengannya, maka tetapkan batasan.
Beth merekomendasikan untuk mengatakan beberapa hal ini pada pasangan untuk menetapkan batasan yang sehat:
- "Aku nggak mau kamu membandingkan aku dengan mantanmu.”
- “Aku nggak merasa nyaman saat kamu cerita pengalaman masa lalu dengan mantan.”
- “Aku lebih suka nggak pergi ke acara yang dihadiri mantanmu.”
Namun, Beth mengingatkan bahwa meski nggak salah untuk “membenci” mantan pacar pasangan, tetapi itu adalah hal yang sama sekali nggak sehat dan produktif untuk keberhasilan hubunganmu dan pasangan.
Tak ada kebaikan yang datang dari kebencian, apalagi jika itu berasal dari kecemburuan, persaingan, rasa tidak aman, atau perasaan sejenisnya. Memang, dibutuhkan lebih banyak usaha untuk bersikap ramah dan baik hati daripada membenci seseorang. Namun, bukan berarti kamu nggak bisa melakukannya, ya.