Terakhir, meskipun bukan negara mayoritas Muslim yang konservatif, Tajikistan telah melarang simbol-simbol Natal, termasuk pohon Natal dan perayaan terkait. Pemerintah pun juga melarang pemberian hadiah Natal di sekolah dan melarang penggunaan kostum Santa Claus.
Larangan ini merupakan bagian dari kebijakan yang mengatur kegiatan budaya dan keagamaan dengan tujuan menjaga identitas nasional dan mengurangi pengaruh budaya asing. Jika melanggar, siapapun akan dikenai hukuman penjara ataupun denda. Meskipun demikian, umat Kristen di Tajikistan masih dapat merayakan Natal, asalkan secara pribadi di rumah masing-masing.
Larangan perayaan Natal di beberapa negara mencerminkan perbedaan dalam pandangan ideologi, agama, dan kebijakan politik. Negara-negara di atas rupanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam melarang perayaan Natal. Walaupun begitu, semangat Natal sering kali tetap hidup melalui perayaan kecil secara pribadi agar kebersamaan dan sukacita umatnya masih tersalurkan.
Bagaimana menurutmu, Bela?