instagram.com/royalambarrukmo
Pendopo Agung merupakan bangunan semi outdoor tanpa dinding yang melambangkan keterbukaan raja kepada rakyatnya. Bangunan ini memiliki lantai yang lebih tinggi dari halaman untuk mencerminkan penghargaan kepada tamu. Atapnya ditopang oleh total 36 pilar dari tiga jenis, yakni 4 Saka Guru (pilar utama), 12 Saka Penanggap (pilar sub utama), dan 20 Saka Penitih (pilar luar dan pendukung).
Bale Kambang terletak di bagian utara kompleks Ambarrukmo yang berbentuk segi delapan. Desain bangunanya sendiri terinspirasi dari Istana Air Taman Sari yang memadukan antara gaya kolonial Belanda dengan filosofi arsitektur asli Jawa. Sebelum masuk, diharapkan para pengunjung melepas alas kaki yang digunakan.
instagram.com/royalambarrukmo
Gadri merupakan lokasi yang dulunya digunakan oleh Sultan Hamengku Buwono V sampai VII dan keluarga mereka untuk menyantap makanan. Gadri terletak di antara Bale Kambang dengan Pawon Ageng (dapur utama) di bawahnya dan Ndalem Ageng yang sekarang menjadi Museum Ambarrukmo.
Museum Ambarrukmo terletak di antara pusat perbelanjaan dan hotel. Museum Ambarrukmo menempati bangunan utama Royal Residence, tepat di belakang Pendopo yang megah. Diresmikan pada 28 Mei 2013 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur sekaligus Raja Keraton Yogyakarta. Pada awal abad ke-19, tempat ini berfungsi sebagai kediaman resmi mendiang Sri Sultan Hamengku Buwono VII, segera setelah ia melepaskan tahtanya.
Gandhok Tengen bagian dalam (sayap utara) dulunya adalah tempat tinggal para putri dan kerabat keraton lainnya. Kemudian bagian luar (sayap selatan) untuk tamu wanita dari kerajaan atau negara lain. Hingga kini, bangunan ini masih dilestarikan sebagai situs warisan kerajaan yang kini difungsikan sebagai 'Nurkadhatyan The Ritual Spa'.