Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Ikon Jakarta, Ini 7 Fakta Unik Tentang Monas yang Jarang Diketahui

Monas sempat ditentang lho!

Annisa Nur Fauzi

Pagi ini (3/12) ada insiden ledakan granat di Taman Monas, Jakarta Pusat. Satu orang terluka akibat ledakan tersebut. Berita ini cukup mengejutkan berbagai pihak karena banyak yang khawatir ini adalah serangan teror seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu. Terlebih insiden ini terjadi di Monumen Nasional, ikon Kota Jakarta.

Mendengar kata Monas pasti sudah tidak asing lagi khususnya untuk warga Jakarta. Monas, yang merupakan singkatan dari Monumen Nasional adalah sebuah monumen yang didirikan untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan.  Bukan hanya sebuah ikon dari perjuangan rakyat Indonesia, Monas juga dijadikan sebuah destinasi wisata oleh warga Jakarta maupun dari luar Jakarta.

Monas memiliki beberapa fakta unik yang mungkin belum kalian ketahui. Mau tahu? Yuk lihat 7 fakta tentang Monas berikut ini!

1. Sejarah Dibangunnya Monas

instagram.com/solilokuibuku

Presiden Soekarno merencanakan pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara Eiffel. Monumen Nasional setinggi 132 meter itu mulai dibangun pada Agustus 1959 di area seluas 80 hektar oleh arsitek Soedarsono dan Frederich Silaban. Monumen ini diresmikan pada 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno dan resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.

2. Makna dari Konsep Pembangunan Monas

instagram.com/dhistorys

Monas memiliki makna filosofi yang mendalam lho!  Rancangan dari Tugu Monas berdasarkan pada konsep Lingga dan Yoni. Tiang Monas yang menjulang tinggi merupakan lambang dari Lingga, bermakna laki-laki dan kesuburan. Sementara pelataran cawan atau landasan bagian bawah adalah Yoni yang melambangkan perempuan, elemen feminim.

3. Sayembara untuk Desain Monas

pinterest.com

Ir. Soekarno membuat sayembara untuk mencari desain terbaik Monas. Sayembara diselenggarakan dua kali, yang pertama diikuti oleh 51 peserta. Lalu rancangan dari peserta tersebut diseleksi kembali oleh panitia nasional hingga tersisa satu rancangan milik Frederich Silaban. Alasan rancangan milik Frederich Silaban dipilih karena sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

Namun, panitia belum puas dengan rancangan milik Frederich. Akhirnya mereka membuat sayembara yang kedua. Kali ini sayembara diikuti oleh 136 peserta, namun tidak ada satupun rancangan yang layak. Karena tidak berhasil, Ir. Soekarno meminta Frederich Silaban untuk membuat konsep baru. Frederich juga mengajak arsitek lain bernama RM. Soedarsono sebagai partner kerjanya.

4. Sumber Emas pada Puncak Monas

instagram.com/monumen.nasional

Sebanyak 28 kg dari 38 kg emas pada obor Monas tersebut merupakan sumbangan dari Teuku Markam, seorang pengusaha Aceh yang pernah menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Emas tersebut berasal dari tambang emas yang berada di Desa Lebong Tandai. Pada saat ini emas pada puncak monas ditambahkan menjadi 50 kilogram.

5. Berganti-Ganti Nama

Instagram.com/pritjohan

Sebelum dikenal dengan sebutan Monas, monumen ini sempat berganti nama sebanyak lima kali. Mulai dari Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas dan Taman Monas.

6. Museum dan Ruang Kemerdekaan di dalam Monas

situsbudaya.id

Di dalam Monas terdapat sebuah museum lho! Museum tersebut bernama Museum Sejarah. Museum tersebut terletak 3 meter di bawah permukaan halaman Tugu Monumen Nasional dengan ukuran luas 80X80 meter persegi.

Bukan hanya museum, di dalam Monas juga terdapat Ruang Kemerdekaan. Ruang Kemerdekaan berbentuk amfiteater yang terletak di dalam Cawan Tugu Monumen Nasional. Di dalamnya terdapat empat atribut kemerdekaan Republik Indonesia, Peta Kepulauan Negara Republik Indonesia, Bendera Sang Saka Merah Putih, Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika, dan Pintu Gapura yang berisi Naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

7. Pembangunan Monas Sempat Ditentang

Dok. Internet

Pembangunan Monas pernah ditentang oleh berbagai kalangan khususnya mahasiswa. Alasannya karena Ir. Soekarno dianggap melakukan pemborosan dengan melakukan pembangunan Monas. Indonesia lebih banyak membutuhkan pembangunan infrastruktur pasca kemerdekaan. Meski sempat ditolak, akhirnya pada 12 Juli 1975 Monas dibuka untuk umum dan menjadi destinasi wisata sampai saat ini.

Kamu sendiri sudah berapa kali mengunjungi Monas, Bela?

IDN Media Channels

Latest from Travel