Beberapa merek fashion ternama, seperti Uniqlo, Inditex (Zara), SMCP, dan Skechers tengah menghadapi komplain dari sebuah organisasi nonpemerintah Paris, Sherpa. Mereka diklaim telah meraup untung dari sistem kerja paksa yang mayoritas melibatkan warga muslim Uighur (Uyghur) yang bekerja di Xinjiang, Tiongkok.
"Perusahaan multinasional yang menggunakan kapas dari daerah itu atau beralih ke subkontraktor yang diuntungkan dari program pemerintahan Tiongkok, tidak bisa mengabaikan bahwa produk mereka bisa jadi dibuat dari sistem kerja paksa Uighur. Dengan memasarkan produk tersebut, industri fesyen diuntungkan dari kejahatan serius yang dilakukan pada populasi ini," bunyi surat komplain tersebut, dikutip dari DW.
