Tidak semua orang melangkah ke fase dewasa dengan jalan yang sama. Ada yang terasa melaju, ada pula yang harus berhenti sejenak karena keadaan. Lewat film terbarunya, “Gak Nikah Gapapa Kan?”, Adsfort mengajak kita menengok ulang makna menikah, tanggung jawab keluarga, dan tekanan sosial yang kerap datang tanpa diminta—namun diam-diam memengaruhi banyak keputusan hidup.
Lewat “Gak Nikah Gapapa Kan?”, Adsfort Angkat Dilema Hidup Dewasa

Intinya sih...
Film "Gak Nikah Gapapa Kan?" mengisahkan dilema hidup dewasa
Ketika usia, keluarga, dan ekspektasi sosial datang bersamaan
Tekanan menikah, usia, dan relasi yang diuji waktu
Film membuka ruang diskusi soal patriarki dan pilihan hidup
Ketika Usia, Keluarga, dan Ekspektasi Sosial Datang Bersamaan
Film “Gak Nikah Gapapa Kan?” mengisahkan Jagat, anak sulung berusia 32 tahun yang hidupnya berubah drastis setelah sang ayah meninggal dunia. Ia harus menghadapi masalah keluarga yang berlapis, mulai dari kondisi ibunya yang terserang stroke hingga kesalahan besar sang adik yang menambah tekanan emosional dan finansial. Cerita ini menyoroti realita banyak orang dewasa yang dipaksa dewasa lebih cepat karena keadaan.
Tekanan Menikah, Usia, dan Relasi yang Diuji Waktu
Di tengah tanggung jawab keluarga, Jagat juga berjuang menabung demi menikahi kekasihnya, Dira. Namun, hubungan mereka diuji oleh tekanan usia dan ekspektasi sosial untuk segera menikah. Lewat relasi Jagat dan Dira, film ini menggambarkan dilema pasangan dewasa yang saling mencintai, tapi harus berhadapan dengan realita hidup yang tidak selalu ideal.
Film yang Membuka Ruang Diskusi soal Patriarki dan Pilihan Hidup
Ditulis dan disutradarai oleh Aditya Santana, film “Gak Nikah Gapapa Kan?” menyoroti bagaimana pernikahan kerap dijadikan standar kesuksesan dalam keluarga dan lingkungan sosial. Lewat cerita yang jujur dan dekat dengan realita sehari-hari, Adsfort mengajak penonton berdiskusi tentang budaya patriarki yang sering kali tidak terlihat, namun membatasi pilihan hidup.
Film ini dapat disaksikan secara eksklusif melalui aplikasi NOICE, menjadi ruang refleksi bagi siapa pun yang sedang menjalani fase dewasa dengan segala dilema dan pertanyaannya.