Jepang sendiri terkenal dengan budaya kerjanya yang cukup ekstrem. Di Negeri Sakura tersebut, ada istilah Karoshi yang berarti meninggal karena bekerja berlebihan. Bagi perempuan, jam kerja yang panjang juga menjadi tantangan berat jika ingin memiliki anak.
Oleh karena itu, inisiatif empat hari kerja ini mulai diberlakukan agar angka kelahiran tidak terus menurun. Berdasarkan data pada Januari–Juni 2024, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang sudah mencatat penurunan 5,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.
Selain itu, bekerja selama empat hari sepekan juga memiliki efek positif lain, contohnya mengurangi burnout. Laporan 4 Day Week Global menyebut, sistem kerja ini juga berdampak baik untuk gerakan kesetaraan gender karena suami dan istri bisa memiliki lebih banyak waktu untuk berbagi peran dalam rumah tangga.
Bagaimana tanggapanmu, Bela? Apakah kamu tertarik pindah ke Jepang untuk merasakan manfaat kebijakan empat hari kerja ini?