Menaikkan harga atau menangguhkan produk dinilai membantu mempertahankan bisnis agar tidak kolaps. Namun, langkah ini tak baik jika diimplementasikan terlalu lama. Efeknya sendiri dapat berimbas pada menurunnya minat konsumen dan merosotnya omzet serta penjualan.
Lantas itu, pelaku bisnis kuliner di Jepang pun turut memutar otak dengan menyiasati bahan alternatif sebagai subtitusi telur untuk produk mereka.
Nissui Corporation, perusahaan makanan laut misalnya. Melansir BBC, perusahaan ini menggunakan ikan pollock Alaska dalam membuat tamagoyaki atau telur dadar gulung Jepang. Tetsuya IIda selaku perwakilan Nissui Corporation mengungkapkan, penjualan produk yang lahir sejak 2022 ini kian meningkat lima kali lipat semenjak pandemi flu burung.
Begitu pun dengan perusahaan makanan lokal 2foods. Berkolaborasi dengan perusahaan olahan tomat Kagome, 2foods pun merilis produk pengganti telur Ever Egg, yang terbuat dari sayuran seperti wortel dan kacang cannellini.
Dampak dari flu burung makin nyata terasa, terutama bagi industri makanan yang kian mengkhawatirkan. Lantas itu, mari kita doakan semoga flu burung di Jepang cepat berakhir ya, Bela.