Mengingat betapa pentingnya konektivitas, serta melihat 5G secara khusus sebagai infrastruktur nasional, Ekholm meyakini bahwa sudah menjadi bagian dari kepentingan umum untuk memastikan jaringan yang sudah tersebar merata, berkualitas tinggi, terjangkau dan aman akan tersedia kapanpun dan dimanapun itu dibutuhkan.
“5G akan membuka potensi dari Revolusi Industri Keempat, serta akan menjadi landasan di mana daya saing relatif sebuah negara akan terbentuk. Di saat 4G memungkinkan ekonomi berbasis aplikasi, 5G akan menjadi platform inovasi terbuka terhebat yang pernah ada,” ucapnya.
Ekholm menambahkan bahwa 5G akan mendorong nilai dari bisnis-bisnis di sektor publik dan swasta secara eksponensial, termasuk efisiensi dari pelayanan publik serta performa yang baru dan lebih efektif, contohnya di bidang kesehatan, pendidikan, transportasi, dan pengendalian bencana.
Menurut Ekholm, hal ini termasuk negara-negara dapat melakukan upaya untuk mengembangkan kebijakan umum dan menyeluruh guna memaksimalkan insentif investasi bagi sektor swasta. Selain itu, langkah lain yang dapat diambil adalah membuat spektrum 5G yang memadai agar dapat tersedia secepat mungkin serta mengoptimalkan pembagian spektrum untuk mewujudkan konektivitas 5G yang ekspansif.
“Pada masa krisis seperti sekarang, kami sangat bangga dengan para karyawan kami, merekalah yang membantu kami menghubungkan dunia. Kami memiliki orang-orang terbaik di industri telekomunikasi dan saya tahu saya berbicara untuk seluruh karyawan Ericsson, ketika saya mengatakan bahwa kami, dan akan terus, menjadi perusahaan terdepan di kancah dunia.”
Kira-kira, kalau di Indonesia sendiri jaringan 5G akan masuk kapan ya, Bela? Semoga saja secepatnya supaya konektivitas selalu stabil dan kita bisa mengerjakan apapun secara jarak jauh.