Meski begitu, peneliti disana menemui kemungkinan besar lainnya. Tetesan pernapasan yang berukuran besar akan tetap di udara dalam waktu singkat dan bisa berpindah umumnya dalam jarak pendek umumnya. Namun, aliran udara yang kuat dari AC bisa merambatkan tetesan satu meja ke meja lain.
Studi ini menyimpulkan bahwa faktor utama terjadinya infeksi adalah arah aliran udara, dan hal ini sangat dipengaruhi oleh gerakan angin dari AC.
Hal senada diungkapkan oleh Maher Balkis, dokter penyakit menular di Cleveland Clinic, Abu Dhabi. Menurutnya, ia memang belum menemukan kasus AC dapat dengan langsung menjadi media penyebar virus COVID-19. Namun, pergerakan udara oleh AC bisa mempengaruhi perpindahan tetesan dari liur seseorang menjadi lebih jauh.
"Namun, ada kemungkinan bahwa arus udara yang disebabkan oleh pendingin udara mungkin memungkinkan tetesan di udara menyebar lebih jauh dari yang seharusnya," ujar Maher.
"Temuan ini didukung oleh apa yang kita ketahui tentang virus lain seperti influenza, yang diketahui tidak menyebar melalui sistem saluran udara, melainkan menyebar melalui kontak dekat dan tetesan yang terinfeksi," lanjut Maher.