Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Fakta Planet Baru, Hanya Berjarak 31 Tahun Cahaya dari Bumi

Wolf 1069 b jadi planet yang mirip bumi?

Nindi Widya Wati

Exoplanet kiranya telah ditemukan ribuan kali oleh para astronom, bahkan tercatat hingga 5.200 temuan, namun 200 di antaranya berbatu. Berangkat dari sana, maka tak heran kalau ada penemuan exoplanet terestrial baru selalu jadi hal yang menarik. 

Terbukti, saat belakangan ini tersiar kabar kalau dalam sebuah studi baru yang beranggotakan 50 astronom dari seluruh dunia, telah mengkonfirmasi keberadaan planet ekstrasurya Wolf 1069 b. Planet ini diketahui yang mengorbit bintang kerdil merah, dan hanya berjarak 31 tahun cahaya dari bumi. 

Lantas sebenarnya, apa yang membuat penemuan para astronom kali ini sangat menarik? 

Temuan Wolf 1069 b sebagai planet mirip bumi

Dok. Pexels.com

Melansir dari Space, perlu diketahui kalau penemuan Wolf 1069 b berpotensi menjadi dunia berbatu, sekitar 1,26 kali massa bumi dan 1,08 kali ukuran bumi. Wolf 1069 b juga mengorbit di zona layak huni bintangnya, berpotensi memunculkan air cair pada bagian permukaannya. 

"Ketika menganalisis data bintang Wolf 1069, kami menemukan sinyal jelas dengan amplitudo rendah seperti planet dengan massa layaknya bumi. Planet itu mengorbit bintang dalam waktu 15,6 hari pada jarak yang setara dengan 1/15 jarak antara bumi dan matahari," pungkas Diana Kossakowski, seorang astronom di Institut Astronomi Max Planck di Jerman sekaligus yang memimpin penulisan pada penelitian kali ini. 

Kalau dibandingkan planet Merkurius yang memiliki posisi terdekat dengan matahari karena memiliki periode orbit 88 hari dan membuat suhu permukaannya mencapai 800 derajat Fahrenheit (430 derajat Celcius). Maka Wolf 1069 b memiliki posisi berbeda, karena planet ini berada di zona layak huni meskipun periode orbitnya jauh lebih pendek yaitu 15,6 hari. 

Kualifikasi Wolf 1069 b jadi planet layak huni

Dok. Pexels.com

Kondisi tersebut karena bintang kerdil merah yang jauh lebih kecil dari matahari. Sehingga Wolf 1069 b menerima sekitar 65% pancaran matahari yang diterima bumi. Fakta demikian membuat Wolf 1069 b makin memenuhi nilai kelayakhunian. Apalagi, kalau melihat suhu permukaan yang berkisar antara minus 139,27 derajat Fahrenheit (minus 95,15 derajat Celsius) dan 55,13 F (12,85 C), dengan rata-rata minus 40,25 F (minus 40,14 C).

Wolf 1069 b juga memiliki keunikan, karena ia terkunci secara pasang surut ke bintang induknya, sehingga satu sisi selalu siang hari dan sisi berlawanan selalu gelap. Biasanya, atribut ini dimiliki oleh bulan saat orbitnya mengelilingi bumi, serta sebagian besar planet ekstrasurya yang dapat dihuni mengorbit bintang kerdil merah.

Kalau mengenai penguncian pasang surut sendiri, berarti planet tersebut tidak memiliki siklus siang atau malam seperti bumi. Meski demikian, para peneliti berharap masih ada kemungkinan adanya waktu siang hari agar planet ini sepenuhnya memiliki kualifikasi layak huni. 

Faktor dari penemuan Wolf 1069 b

Dok. Pexels.com

Penemuan Wolf 1069 b yang luar biasa ini, kemungkinan karena instrumen CARMENES (Calar Alto High-Resolution Search for M Dwarfs with Exoearths with Near-infrared and Optical Échelle Spectographs) pada teleskop 11,5 kaki (3,5 meter) di Calar Alto Observatorium, Spanyol. CARMENES diketahui dapat mengamati objek astronomi menggunakan dua spektograf terpisah di saluran visual dan inframerah dekat. Instrumen tersebut yang akhirnya menemukan Wolf 1069 b dan berkat metode deteksi planet ekstrasurya yang dikenal sebagai kecepatan radial hingga bisa mendeteksi goyangan kecil di lokasi bintang karena gravitasi planet. 

Wolf 1069 b menempati urutan keenam

Dok. Pexels.com

Mengingat Wolf 1069 b yang berjarak cukup dekat dengan bumi, membuat planet ini sekarang menjadi exoplanet zona layak huni terdekat keenam. Urutan enam planet ini di antaranya, Proxima Centauri b, GJ 1061 d, Bintang Teegarden c, GJ 1002 b dan c.

Ada catatan penting dari para peneliti, yaitu mengenai iklim global menempatkan Wolf 1069 b dalam kelompok kecil exoplanet yang menjadi target potensial dalam pencarian biosignatures atau sidik jari kimia kehidupan. Namun, para astronomi belum bisa melihat informasi lebih rinci karena keterbatasan teknologi penelitian.

"Kami mungkin harus menunggu 10 tahun lagi untuk ini (penelitian). Meski sebenarnya, sangat penting bagi kami untuk mengembangkan fasilitas penelitian mengingat sekarang dunia lain yang berpotensi kayak huni terdeteksi melalui metode RV (kecepatan radial)," ungkap Kossakowski.

Dua studi lanjutan sedang berlangsung

Dok. Pexels.com

Sementara itu, Kossakowski mengatakan kepada Space.com melalui email tentang dua studi lanjutan yang saat ini sedang berlangsung. Studi pertama mengenai pemeriksaan lebih rinci dari hasil awal model iklim global 3D. Lalu yang kedua, upaya menggabungkan data RV baru dengan harapan dapat lebih memahami sistem Wolf 1069 secara keseluruhan. 

"Kami menemukan bahwa Wolf 1069 b bukanlah planet transit, sehingga kami tidak akan dapat mengkarakterisasi atmosfernya lebih lanjut menggunakan metode spektroskopi transmisi (seperti yang saat ini dilakukan untuk planet transit menggunakan misalnya JWST / James Webb Space Teleskop)," ujar Kossakowski pada Space.com melalui email. 

Lantaran, dalam mengkarakterisasi atmosfer planet yang hanya terdeteksi RV sangatlah penting. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua atau tiga dekade berikutnya dengan teknologi yang lebih baru. Penemuan tersebut dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan pada 3 Februari 2023 dalam jurnal Astronomi & Astrofisika.

IDN Media Channels

Latest from News