Mengutip dari Times, asal mula kue jahe Natal ini diungkapkan oleh Carole Levin, direktur program studi abad pertengahan di University of Nebraska-Lincoln dan penulis The Reign of Elizabeth I. Saat masa pemerintahan Ratu Elizabeth I pada abad ke-16, makan malam kerajaan terkenal dengan hidangan mewah yang mencakup marzipan berbentuk buah, kastil, dan burung.
Kue jahe pun menjadi salah satunya. Hidangan ini disebut sebagai wujud diplomasi Ratu Elizabeth I untuk menengahi Inggris Anglikan yang tengah berkonflik dengan Prancis dan Spanyol Katolik. Tak hanya itu, kue jahe juga muncul dalam salah satu dialog naskah Love's Labour's Lost karya William Shakespeare.
"Andai aku punya satu sen di dunia, kau harus memilikinya untuk membeli roti jahe," lelucon badut Costard.
Sementara itu, salah satu hal yang diyakini menjadi alasan mengapa kue jahe populer saat Natal adalah sensasi hangat dari rempah yang satu ini. Momen Natal identik dengan musim dingin yang terjadi di negara empat musim. Namun, Michael Krondl selaku penulis dari buku Sweet Invention: A History of Dessert mengungkap awalnya kue yang satu ini bahkan tidak mencantumkan sebagai salah satu bahan utamanya.