Awalnya, omurice disajikan sebagai menu western cuisine di restoran wilayah Ginza Tokyo. Sama seperti nasi goreng kebanyakan, omurice adalah nasi yang dimasak bersama bumbu dan telur dadar.
Hal yang membedakan omurice dengan nasi goreng kebanyakan adalah adanya telur dadar tipis berupa lembaran yang menutupi (bahkan membungkus) nasi goreng tersebut yang membuatnya tidak lagi terlihat ketika disajikan. Telur yang disajikan pun tampak padat di luar, namun bertekstur lembut dan creamy ketika dibuka.
Sajian itu tentunya mencuri hati orang Jepang dan dengan cepat menjadi hidangan favorit di Negeri Sakura itu. Uniknya, restoran di Jepang memiliki open kitchen sehingga pengunjung bisa melihat atraksi pembuat omurice dan menjadi tontonan menarik.
Kepiawaian juru masak dalam membuat omelet dengan gaya khas dan dimasak dengan super cepat serta cekatan. Juru masak ini melempar hingga membolak-balik omelet ke udara tanpa membuatnya hancur. Lalu omelet tersebut diletakkan di atas nasi goreng.
Saat disajikan, omelet akan terlihat berbentuk oval dan ketika dibelah, terlihat tekstur telur masih setengah matang dan menutupi seluruh nasi goreng dibawahnya.
Omurice juga merupakan hidangan perpaduan antara masakan modern dan tradisional Jepang.
Kata Omurice (オ ム ラ イ ス) sendiri berasal dari kata Omelette (omuretsu, オ ム レ ツ) dan Rice (raisu, ラ イ ス).
Hidangan ini terbuat dari nasi goreng yang dibumbui dengan rasa asam manis dan saus tomat yang diselimuti omelet tipis lembut berwarna kuning.