Jangan salah mengartikan, karena kami percaya dengan 'mood' Chef Jon. Seperti yang ia katakan, "saya beruntung punya palette yang bagus," karena memang apa yang Jon tawarkan adalah rasa autentik dengan beberapa sentuhan cita rasa lokal di sebagian menu. Chef Jon membuat menu berdasarkan keinginannya sendiri dan ketersediaan bahan. "Apakah ada yang pernah punya permintaan berbeda dari menu?" tanya kami. Tentu saja dan Chef Jon tidak keberatan menerima pesanan tersebut asal masih sejalan dengan ciri khas dirinya.
Seperti contohnya, sajian Caesar Salad Classico yang memang mengikuti gaya Meksiko, tempat sajian ini berasal. Crab cake gurih dan Bruschetta Figs and Cream Cheese yang memberikan sensasi nyaman di lidah. Ketiga starter ini menjadi gerbang kepercayaan akan tangan dingin dan wawasan Chef Jon dalam meracik menu.
Memasuki sajian pasta, Spaghetti Carbonara seharga Rp450 ribu untuk ukuran large ini menggunakan keju pecorino dan egg yolk yang membuat rasanya sangat menendang. Ditambah kehadiran Aglio Olio Il Mare autentik yang sebetulnya cukup berair namun juicy. Tidak terlalu pedas dan berminyak sama sekali, berkat teknik emulsifikasi.
Lalu selanjutnya Striploin AUS Wagyu Beef MB 4/5 dan dry age tomahawk. Bagi orang yang masih awam soal pemilihan daging, mendapat wawasan dan informasi soal daging terbaik, menentukan rasa dan cara menikmatinya, menjadi kunci keistimewaan Jon di Privy. Jon sangat royal membagikan ilmu tersebut agar konsumennya memahami kenapa makanan yang mereka santap begitu istimewa dan bagaimana steak seharusnya tersaji.
Pada bulan September ini, Privy Chef’s Table mempersembahkan menu baru, Heritage Taiwanese Beef Noodles. Menu ini merupakan penghormatan mendalam terhadap akar Taiwan Chef Jon. Kaya rasa, penuh makna, dan dibalut memori personal, sajian ini diperkaya dengan hidangan-hidangan lain yang terinspirasi kuliner Taiwan, seperti Luroufan dengan Half Duck Egg, Jia Yi Chicken Rice, dan Scallion Pancake.
Ready to experience the exquisite taste of Privy?