Secara umum, ada empat jenis biji kopi, yaitu arabika dan robusta yang cenderung lebih populer, serta liberika, dan excelsa. Popularitas kopi excelsa mulai terangkat setelah Ryan Wibawa meraih juara ke-3 World Brewers Cup 2024 di Amerika Serikat. Saat itu, Ryan menciptakan blend kopi menggunakan biji kopi excelsa asal sumedang yang dicampur dengan kopi Panama dan Columbia. Keberhasilan Ryan membuktikan kopi excelsa asal Sumedang juga memiliki kualitas yang mampu bersaing di pasar global.
Kemudian Ryan menambahkan, "Kopi excelsa memiliki karakter berbeda dengan dominasi sweetness dibandingkan arabika dan robusta. Dengan proses blending yang tepat, kopi excelsa yang memiliki karakter cukup kontras dengan arabika dan robusta, dapat menyatu dengan komponen lainnya dan menghadirkan rasa yang khas. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengenal kopi excelsa dan hal ini menjadi tantangan untuk memperkenalkan jenis kopi ini kepada para penikmat kopi."
Dalam pengembangan biji kopi, termasuk excelsa, industri kopi di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti produktivitas lahan yang belum optimal, keterbatasan akses petani terhadap pengetahuan dan praktik budidaya yang baik, serta masalah iklim dan faktor lainnya. Meskipun demikian, Petani Kopi dan Ahli excelsa Coffee Processor, Rainaldi, tetap yakin bahwa kopi excelsa memiliki potensi ekonomi yang sangat baik.
"Kopi Excelsa, yang merupakan salah satu varian dari kopi Liberika, memiliki potensi yang bisa digali lebih jauh. Excelsa yang berasal dari Sumedang, ditemukan telah berumur ratusan tahun, sehingga secara agronomy, kopi jenis ini berhasil bertahan karena tahan terhadap serangan hama dan penyakit kopi. Selain itu, kopi Excelsa memiliki umur produktif yang jauh lebih panjang dibandingkan Arabika dan Robusta, dengan produktivitas yang semakin tinggi serta linear dengan umur tanamannya. Terakhir, kopi Excelsa kaitannya dengan isu perubahan iklim, bisa menjadi opsi usaha reboisasi di daerah dan lahan hutan yang terdampak deforestasi, sebab kopi Excelsa ini memiliki karakter pertumbuhan arboreal," ungkap Rainaldi.
"Inisiatif #SatuDalamKopi juga sudah dilakukan di Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan pada tahun 2024 lalu. Menggandeng mitra strategis dan Pemerintah Kabupaten Lahat, Tokopedia dan ShopTokopedia telah membantu meningkatkan daya saing bagi lebih dari 1.000 petani lokal kopi Lahat. Dengan fokus pada pengembangan potensi biji excelsa, kami berharap bisa melanjutkan program #SatuDalamKopi ke lebih banyak daerah di Indonesia," tambah Vonny.
Selain itu, Tokopedia dan ShopTokopedia menghadirkan berbagai kampanye antara lain Beli Lokal dan Tokopedia NYAM! hingga Tokopedia Coffee Fest. Ada pula Ramadan Ekstra Seru untuk membantu masyarakat berbelanja lebih hemat sekaligus mendukung UMKM meningkatkan penjualan.