Profil Andhita Siswandi, Desainer Gaun Indah Para Figur Publik

Baginya, berkarier menjadi seorang desainer bukanlah sebuah kebetulan. Profesi ini memang cita-citanya sejak masih kecil. Oleh karena itu, ia sengaja menempuh pendidikan desain dengan berkuliah di LaSalle College Jakarta.

Andhita Siswandi mulai berkarya sejak 2007. Karya pertamanya ia ciptakan setelah lulus kuliah. Kala itu, para perempuan di sekitarnya menjadi sumber inspirasi untuk rancangan busana perdananya.

“Seingat aku dulu, karena udah lama banget di tahun 2007, inspirasinya itu dari perempuan-perempuan di sekitar aku karena garis-garis di karya aku itu kan lebih feminin,” kenangnya.

Sebagaimana kerja kreatif pada umumnya, creative block menjadi tantangan terbesar dalam karier Andhita Siswandi. Selain itu, pergantian orang di dalam tim kerja dan ketersediaan bahan tak dapat dimungkiri bisa menimbulkan hambatan saat berkarya.

“Kalau (orang-orang di) timnya keluar-masuk, itu jadi kayak agak susah untuk menyamakan persepsi. Selain itu, biasanya ketersediaan kain itu juga lumayan menantang,” ungkap Andhita.

Sebagai pelaku sekaligus konsumen di industri kecantikan Indonesia, Andhita Siswandi menyambut positif perkembangan brand yang kian inklusif dan memiliki cara promosi yang menarik. Ia bahkan yakin bahwa negara ini bisa jadi salah satu kiblat fashion di Asia Tenggara.

“Sebagai konsumen, aku melihatnya seru banget. Semuanya udah welcome. Branding-nya oke. Aku merasa, beberapa tahun lagi kita bisa menjadi pusat fashion di Asia Tenggara,” ungkapnya.

Hal serupa pun terjadi di ranah industri fashion. Ia mengamati bahwa saat ini banyak talenta dan desainer baru bermunculan. Dengan segala keberagaman yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, keunikan identitas dari tiap brand membuat para penikmat fashion memiliki banyak pilihan.

Tak dapat dimungkiri, perkembangan tersebut juga menimbulkan persaingan yang kian ketat di industri fashion. Agar tetap relevan, Andhita Siswandi berprinsip bahwa para pelaku di industri ini harus sering-sering mencari tahu tentang tren baru dan tak boleh berhenti belajar.

“Sering-sering ngobrol sama klien dan orang-orang yang ada di industri. Nggak boleh berhenti belajar, dan lihat-lihat tren baru,” pesannya.