Kain tenun ikat dan songket tentu berbeda. Walau sama-sama warisan budaya, dan teknik pembuatannya pun agak mirip, tetap banyak perbedaan yang perlu diketahui, lho.
Selain dilihat dari ciri khas motif, kamu juga bisa melihat perbedaan kain tenun ikat dan kain songket seperti perincian di bawah ini, Bela.
Bahan utama membuat kain yakni benang. Walaupun keduanya dibuat menggunakan material yang sama, namun ada perbedaan jenisnya.
Dalam pembuatan kain songket, jenis benang yang digunakan lebih bervariatif, seperti benang katun, perak hingga emas. Sementara kain tenun, identik menggunakan benang yang berasal dari sutera atau kapas.
Kedua kain sama-sama memiliki ciri khas tersendiri. Salah satunya dalam pemilihan alat untuk membuat kain. Proses benang sampai menjadi kain songket dikerjakan secara manual.
Masyarakat biasanya mengerjakan menggunakan alat tenun tangan yang kerap dikenal dengan cakcak, sesek, atau dayan. Sedangkan kain tenun menggunakan peralatan semi mesin.
Perbedaan alat berdampak pada lama waktu pengerjaan. Proses pembuatan kain songket cenderung lebih lama dibandingkan kain tenun.
Selain karena alat yang digunakan, ragam corak juga menjadi faktor mengapa kain songket memerlukan waktu seminggu, bahkan berbulan-bulan agar menjadi kain siap pakai.
Dibandingkan dengan kain songket, kain tenun melewati proses yang lebih simpel. Demi mendapatkan warna dan corak pada hasil akhir, kain tenun menggunakan teknik pewarnaan dengan cara dicelup. Sedangkan kain songket harus dianyam.
Kain songket memiliki tampilan corak yang menonjol daripada kain tenun. Sebab, benangnya dianyam bukan dengan pewarnaan seperti kain tenun ikat.
Sehingga, corak tersebut timbul di permukaan kain. Perbedaan tampilan ini, juga memengaruhi harga jual kain. Jadi jangan heran dan ‘protes’ ya kalau kain tenun dan kain songket harganya mahal, karena dibuat menggunakan tangan dan hati. Termasuk karya seni, lho.