Sudahkah kamu tahu bahwa industri fashion adalah salah satu industri terbesar urutan kedua setelah industri minyak? Namun urutan ini bukan besaran angka keuntungan yang mereka dapatkan. Tetapi, angka tersebut menandakan bahwa industri fashion adalah penyumbang polusi terbesar urutan dua!
Coba bayangkan, berapa produksi baju yang sudah dibuat berbagai pabrik industri fashion? Belum lagi, tren fashion selalu berubah sangat cepat, dan tiada henti. Bahkan kita nggak segan membeli fashion item yang sedang tren demi tetap up to date.
Kebayang dong bagaimana pabrik baju terus 'mengepulkan asap' dan tanpa sadar senyawa kimia dari pembuatan kain pun mencemari sungai hingga biota laut?
Nah, fenomena tingginya produksi pembuatan pakaian dengan harga murah namun fashionable yang dijual brand global disebut sebagai fast fashion. Mirisnya, selain kita si pengguna fast fashion, para brand ini juga menjadi penyumbang kerusakan lingkungan.
Maka nggak heran kalau beberapa masyarakat sudah mulai aware melindungi bumi dengan menerapkan fashion minimalist atau tampil sederhana dengan koleksi pakaian yang minim namun esensial.
Sampai sini kamu ingin tahu lebih banyak mengenai kaitan industri fashion terhadap kerusakan lingkungan?
Berikut 'sumber masalah' yang perlu kamu sadari dan alasan mengapa banyak brand lokal yang mulai memproduksi pakaian dengan pewarna alami dan mengklaim brand mereka sebagai 'slow fashion' atau industri yang menerapkan etika ramah lingkungan.
