Dibutuhkan empati untuk melakukan perubahan positif. Mulai dari hal-hal kecil, seperti membantu orang, mendengar curhat teman, dan lainnya. Namun, di sisi lain terdapat dark empath yang memanfaatkan empati untuk tujuan negatif.
Pakar Suzanne Degges-White Ph.D. dalam tulisannya di Psychology Today menjelaskan dark empath adalah keahlian mengarahkan orang lain untuk menjadi baik dengan memanfaatkan rasa empatinya demi keuntungan pribadi.
Mungkin kamu mengira bahwa kondisi tersebut hanya terjadi di film-film. Akan tetapi, sebuah penelitian terhadap 991 peserta menunjukkan bahwa 19,3% tergolong memiliki dark empath (Jurnal Personality and Individual Differences, Vol. 169, 2021).
Itu berarti kehadiran dark empath dalam lingkungan sosial bersifat umum. Namun, dibutuhkan pemahaman dan bantuan profesional untuk menilai dengan tepat.
Nah, Popbela ingin membantu pemahamanmu melalui rangkuman dari berbagai sumber di bawah ini. Kami harap tulisan ini dapat membantu dalam mewaspadai orang-orang yang mungkin memiliki kecenderungan dark empath. Stay alert, Bela!
