Meski perang telah usai, dampaknya masih terasa berat bagi Hepburn yang saat itu masih remaja. Selama masa pendudukan, mereka hidup tanpa listrik, pemanas, atau air bersih. Musim dingin tahun 1944-45 menjadi masa paling kelam, ketika makanan nyaris lenyap dari peredaran.
Kota tempat tinggal Audrey Hepburn akhirnya dibebaskan oleh pasukan Sekutu pada musim semi 1945. Saat itu, Audrey dan keluarganya keluar dari persembunyian, hanya untuk mendapati para tentara mengarahkan senjata ke arah mereka.
Pasca perang, Audrey Hepburn melanjutkan latihan balet sambil mencari cara lain untuk menghasilkan uang, termasuk menjadi model. Pada 1948, ia mendapatkan peran akting pertamanya dalam film dokumenter perjalanan beranggaran rendah berjudul Nederlands in Zeven Lessen (Belanda dalam Tujuh Pelajaran). Karena keterbatasan dana dan mahalnya roll film, tim produksi langsung menggunakan rekaman audisinya sebagai bagian dari film jadi.
Namun, pengalaman menegangkan yang ia alami semasa remaja tak mengurangi cintanya pada balet. Audrey Hepburn kemudian pindah ke London untuk belajar tari secara serius. Sayangnya, ia segera menyadari bahwa dengan tinggi badan 170 cm, ia terlalu tinggi untuk menjadi balerina profesional. Ia pun beralih ke panggung teater dan mendapat peran sebagai penari dengan satu baris dialog dalam musikal West End berjudul High Button Shoes. Peran-peran panggung lainnya pun berdatangan, menandai awal karier aktingnya.
Meski keluarga mereka pernah membantu gerakan perlawanan Belanda, ibunya masih dipandang sebagian orang sebagai kolaborator Nazi karena dukungan vokalnya terhadap fasisme sebelum perang. Beberapa saksi pascaperang bahkan mengklaim bahwa sang ibu memiliki atribut Nazi di apartemennya dan menjalin relasi dengan anggota polisi rahasia. Ia membantah semua tuduhan, tetapi cap tersebut cukup kuat hingga membuatnya ditolak masuk ke Amerika Serikat.
Pada 1953, Audrey Hepburn meraih peran utama pertamanya dalam film Roman Holiday sebagai Putri Ann. Film tersebut meraih kesuksesan besar, baik secara kritis maupun komersial. Perannya tak hanya memikat hati penonton, tapi juga membuatnya memenangkan Academy Award (Oscar) untuk Aktris Terbaik, pencapaian yang luar biasa untuk debut peran utama.
Seiring berjalannya waktu, kariernya terus menanjak. Audrey Hepburn berhasil meraih empat penghargaan bergengsi di dunia hiburan yang dikenal sebagai EGOT (Emmy, Grammy, Oscar, dan Tony Awards). Pencapaian langka ini hanya dimiliki segelintir seniman hingga hari ini.
Di luar dunia akting, Audrey Hepburn dikenal akan dedikasinya pada kerja kemanusiaan. Ia menjadi duta besar kehormatan untuk UNICEF, organisasi yang sangat dekat di hatinya karena pengalamannya sendiri sebagai anak korban perang. Dalam peran ini, ia mengunjungi berbagai negara, termasuk di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Ia ikut memperjuangkan hak anak-anak dan membantu meningkatkan kesadaran global tentang kemiskinan dan kelaparan.
Meski telah meninggal dunia pada tahun 1993, kisah Audrey Hepburn yang inspiratif ini mengingatkan bahwa perempuan bisa menjadi agen perubahan dengan peran masing-masing. Apakah sosok legendaris ini merupakan artis idola kamu, Bela?