Melansir dari laman Stanford University, Frederick S. Lane, penulis Obscene Profits: The Enterpreneurs of Pornography in the Cyber Age (2000) menyatakan bahwa ada empat faktor yang membuat industri pornografi sukses besar.
Pertama, taktik pemasaran terbuka yang menargetkan seluruh lapisan kalangan dengan ketertarikan seksual yang beragam. Walau moralitas akan sajian fetishnya masih dipertanyakan, nyatanya bisnis pornografi Jepang mudah diterima dan disukai banyak orang.
JAV telah memproduksi setidaknya ratusan video dalam sehari, yang mencakup banyak fetish dengan pemeran yang berbeda-beda. Tak jarang premis JAV diadaptasi dari animasi atau manga hentai yang populer, membuat baik penonton Jepang maupun internasional terpikat untuk menyaksikannya.
Kedua, pemasangan iklan dalam industri esek-esek ini juga berperan besar dalam memperkenalkan JAV ke kancah internasional. Ketiga, kerjasama yang solid dengan pelaku pornografi yang lain juga turut andil menyumbang kesuksesan pornografi Jepang. Seringkali rumah produksi pornografi Jepang bekerja sama dengan situs dewasa dalam menayangkan video panas tersebut.
Dan terakhir, memainkan perkembangan teknologi untuk menggarap video pornografi yang sinematik menjadi cara cerdas agar adegan seksual di dalamnya lebih menarik untuk ditonton.