Perjalanan Peggy menjadi seorang DJ rupanya melalui jalan yang berliku. Ketertarikannya terhadap dunia ini bermula saat ia sekolah di London. Ia diam-diam pergi ke klub untuk berpesta. Ia juga belajar mempelajari musik dan meramu ulang ketukannya dari seorang teman asal Korea Selatan. Upayanya menarik perhatian pihak klub Cirque Le Soir, Soho. Dirinya kemudian jadi langganan tampil di Book Club, London Timur.
Di sisi lain, studi fashion-nya berjalan kurang lancar. Ia akhirnya harus mengambil kelas ekstra selama dua bulan karena orang tuanya tak mengizinkan ia pulang jika tak bisa lulus. Namun, ia tetap menyempatkan diri untuk mempelajari software musik Ableton saat luang. Ia lalu pindah ke Berlin dan kecintaannya terhadap musik justru kian membuncah. Kegiatannya selama di sana adalah bekerja di toko kaset, menggarap musiknya di rumah, lalu pergi ke klub Berghain.
"Orang tuaku saat itu berkata, 'kamu dulu ingin melakukan fashion, sekarang musik, besok apa lagi?' Aku bilang kepada mereka, 'beri aku waktu beberapa tahun. Kalau aku nggak bisa (sukses) melakukannya, aku bakal pulang ke Korea," katanya mengenang perselisihan dengan sang orang tua, dikutip dari The Guardian.