instagram.com/vaticannews
Saat berusia 27 tahun, Paus Leo XIV dikirim ke Roma untuk melanjutkan studi. Di sana ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1982. Dirinya kemudian meraih gelar doktor hukum kanonik dari Pontifical College of St. Thomas Aquinas di Roma.
“Pengalaman saya bersama Kardinal Prevost menunjukkan bahwa ia bukan tipe orang yang suka menonjolkan diri. Ia sangat tenang, tapi sangat cerdas, dan luar biasa penuh belas kasih,” ujar rekan seminari sekaligus Provinsial Ordo Viatorian di Amerika Serikat, Pastor Mark R. Francis, CSV, kepada CBS News Chicago.
Selama sebelas tahun pengabdiannya, Robert Francis Prevost menjalani berbagai peran penting di komunitas religius dan keuskupan. Ia menjabat sebagai prior komunitas (1988–1992), direktur formasi (1988–1998), dan pembimbing anggota yang telah mengikrarkan kaul (1992–1998). Di Keuskupan Agung Trujillo, Peru, ia juga dipercaya sebagai vikaris yudisial (1989–1998) serta dosen Hukum Kanonik, Patristik, dan Teologi Moral di Seminari Tinggi “San Carlos y San Marcelo.”
Di saat yang sama, ia menjalankan pelayanan pastoral di komunitas miskin pinggiran kota, yaitu di Gereja Bunda Maria Bunda Gereja, yang kemudian menjadi Paroki Santa Rita (1988–1999), serta menjadi administrator paroki Our Lady of Monserrat dari tahun 1992 hingga 1999.
Pada tahun 1999, ia terpilih sebagai Prior Provinsial dari Provinsi Ordo Agustinus “Bunda Penasehat Baik” di Chicago. Dua setengah tahun kemudian, Kapitel Umum Ordo Santo Agustinus memilihnya sebagai Prior Jenderal, dan ia kembali dipercaya untuk masa jabatan kedua pada tahun 2007.
Setelah menyelesaikan masa jabatannya di tingkat internasional, ia kembali ke Provinsi Agustinus di Chicago pada Oktober 2013 dan bertugas sebagai direktur formasi di Biara Santo Agustinus, penasihat pertama, serta vikaris provinsial. Pada tahun 2014, Paus Fransiskus menunjuk Robert Francis Prevost sebagai administrator apostolik Keuskupan Chiclayo di Peru. Setahun kemudian, ia diangkat menjadi uskup.
Paus Fransiskus kemudian mengangkatnya sebagai kardinal pada tahun 2023. Sebelum terpilih sebagai paus, ia menjabat sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup, sebuah posisi penting yang membawahi proses seleksi uskup-uskup baru di seluruh dunia.